Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Bersujud karena RS Penuh, Meratakan Kurva Covid-19 Mungkinkah Dilakukan?

Kompas.com - 29/06/2020, 19:42 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Hal itu yang tengah terjadi di Surabaya, seperti yang dikeluhkan salah satu dokter dari salah satu rumah sakit.

Tingginya angka kasus infeksi Covid-19 di Surabaya, menjadikan wilayah ini masuk sebagai zona hitam.

Kondisi ini juga pernah dialami Italia, di mana semakin banyak pasien Covid-19, membuat banyak dari mereka harus dirawat tanpa tempat tidur, bahkan kehabisan pasokan dasar yang mereka butuhkan saat itu.

Strategi meratakan kurva Covid-19

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (5/4/2020) lalu, banyak model untuk memperkirakan agar kurva infeksi Covid-19 dapat melandai atau rata.

Baca juga: Kurva Covid-19 di Indonesia Melandai, Apa yang Salah dari Datanya?

Flattening curve atau meratakan kurva adalah salah satu gagasan untuk memperlambat penyebaran virus.

Salah satu caranya, adalah dengan membuat seminimal mungkin orang terinfeksi Covid-19, sehingga rumah sakit dapat menampung pasien dan tidak melebih kapasitas rumah sakit.

Dengan kurva yang cenderung rata, maka tingkat infeksi lebih lambat, sehingga sistem kesehatan yang ada dapat lebih optimal merawat pasien Covid-19.

Lantas bagaimana cara untuk meratakan kurva Covid-19?

Baca juga: Viral Seniman Surabaya akan Hirup Covid-19, Ahli Jelaskan Kenapa Orang Tidak Percaya Corona?

Saat ini, vaksin virus corona baru, SARS-CoV-2, belum tersedia. Pengembangan dan pengujian masih dilakukan oleh para ilmuwan di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Namun, upaya yang dapat dilakukan untuk meratakan kurva, yakni melalui tindakan kolektif.

Seperti yang banyak dikampanyekan dan diimbau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC, upaya flattening curve Covid-19 dapat dilakukan dengan tindakan berikut.

  1. Sering mencuci tangan
  2. Isolasi diri, ketika merasa sakit
  3. Physical distancing atau menjaga jarak dengan orang lain untuk menghindari potensi tertular Covid-19.

Selain itu, berbagai aturan juga telah disampaikan, termasuk upaya pembatasan kegiatan, baik bekerja maupun sekolah, serta penguncian (lockdown) seperti yang dilakukan sejumlah negara.

Meratakan kurva pandemi flu Spanyol

Kendati demikian, upaya penanganan Covid-19 dengan model flattening curve tak selalu mudah dilakukan. Namun, apakah dengan meratakan kurva dapat berhasil mengurangi penyebaran virus?

Saat wabah flu Spanyol pada tahun 1918 yang juga menyebabkan pandemi global, strategi ini juga pernah dilakukan.

Untuk melihat bagaimana hasilnya, Drew Harris, seorang peneliti kesehatan di Thomas Jefferson University in Philadelphia mencoba mengamati dari dua kota di Amerika Serikat, yakni Philadelphia dan St. Louis.

Di Philadelphia, pejabat kota mengabaikan peringatan dari para ahli penyakit menular bahwa flu sudah menyebar di masyarakat.

Baca juga: Kolaborasi Nasa, ESA dan JAXA Kumpulkan Data Ilmiah dari Dampak Covid-19

"Dalam 48, 72 jam, ribuan orang di seluruh wilayah Philadelphia mulai mati," kata Harris.

Pada akhirnya, sekitar 16.000 orang dari kota itu meninggal dalam enam bulan. Sedangkan di St. Louis, pejabat setempat dengan cepat menerapkan strategi isolasi sosial.

Pemerintah menutup sekolah, perjalanan terbatas dan mendorong kebersihan pribadi dan menjaga jarak sosial. Dampaknya, hanya ada 2.000 kematian, yakni seperdelapan dari korban di Philadelphia.

Kasus infeksi Covid-19 di Indonesia, per saat ini mencapai 55.092 dengan 1.082 kasus baru dan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal mencapai 2.805 kasus.

Baca juga: Infeksi Covid-19 di Indonesia Lampaui 54.000 Kasus, Apa Saja Obatnya?

Sedangkan di Jawa Timur, angka kasus Covid-19 yakni mencapai 11.508 kasus dengan kematian 831 kasus.

Dalam pertemuan terkait penanganan Covid-19, dokter tersebut juga mengeluhkan masih banyaknya warga yang tidak patuh protokol kesehatan guna pencegahan virus corona.

Salah satu rumah sakit yang disebut penuh adalah RSU dr Soetomo Surabaya.

Risma tampak dua kali bersujud di hadapan para dokter, setelah keluhan disampaikan dr Sudarsono, Ketua Pinere RSUD Dr Soetomo, terkait penuhnya rumah sakit yang menampung pasien Covid-19.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com