Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Corona: OTG Masih Jadi Ancaman Penyebaran Covid-19, Kok Bisa?

Kompas.com - 16/06/2020, 07:38 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Kurva penularan virus corona di Indonesia sepertinya belum menunjukkan tanda-tanda melandai.

Kasus baru yang ditemui setiap hari berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pun masih memperlihatkan kenaikan yang cukup signifikan.

Rupanya pertambahan kasus Covid-19 ini sebagian besar didominasi oleh pasien yang tidak mengalami sakit apapun atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Sebagian besar kasus yang kita temukan dan kemudian positif pada kontak tracing adalah kasus yang tanpa gejala, atau dengan gejala yang minimal yang dipersepsikan, bahwa yang bersangkutan tidak mengalami sakit apa pun," ungkap Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, melansir dari laman resmi BNPB, Kamis (11/6/2020).

Baca juga: Viral Seniman Surabaya akan Hirup Covid-19 Tidak Percaya Corona, Begini Solusi Ahli...

Hal ini tentu menjadi perhatian khusus, sebab, jika mereka masih bersinggungan dengan orang lain, maka akan berpotensi menyebarkan virus corona baru ini lebih luas lagi.

Ini juga membuktikan jika OTG juga menjadi ancaman penyebaran Covid-19 yang tak boleh diremehkan.

Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona

Fakta tersebut senada dengan hasil analisis dari Scripps Research mengenai data publik infeksi tanpa gejala.

Dalam studinya, peneliti mengungkapkan jika individu tanpa gejala telah memainkan peran penting dalam penyebaran awal penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 ini.

Baca juga: Infeksi Corona Tanpa Gejala, Studi Temukan di Negara-negara ini

 

Bahkan, hasil analisis juga menunjukkan presentase OTG ini mencapai 45 persen dari semua kasus Covid-19.

Temuan yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine ini juga menggaris bawahi agar segera dilakukan pengujian ekstensif dan kontak tracing demi mengurangi penyebaran.

"Penyebaran virus secara 'diam-diam' ini membuat semuanya menjadi lebih sulit untuk dikendalikan," papar Eric Topol, pendiri dan direktur Scripps Research, seperti dikutip dari Science Daily, Senin (15/6/2020).

Untuk studi orang tanpa gejala Covid-19 tersebut, peneliti menggunakan data yang beragam dari seluruh dunia, termasuk data penghuni panti jompo, penumpang kapal pesiar, narapidana, serta berbagai kelompok lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com