Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Corona: OTG Masih Jadi Ancaman Penyebaran Covid-19, Kok Bisa?

KOMPAS.com- Kurva penularan virus corona di Indonesia sepertinya belum menunjukkan tanda-tanda melandai.

Kasus baru yang ditemui setiap hari berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pun masih memperlihatkan kenaikan yang cukup signifikan.

Rupanya pertambahan kasus Covid-19 ini sebagian besar didominasi oleh pasien yang tidak mengalami sakit apapun atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Sebagian besar kasus yang kita temukan dan kemudian positif pada kontak tracing adalah kasus yang tanpa gejala, atau dengan gejala yang minimal yang dipersepsikan, bahwa yang bersangkutan tidak mengalami sakit apa pun," ungkap Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, melansir dari laman resmi BNPB, Kamis (11/6/2020).

Hal ini tentu menjadi perhatian khusus, sebab, jika mereka masih bersinggungan dengan orang lain, maka akan berpotensi menyebarkan virus corona baru ini lebih luas lagi.

Ini juga membuktikan jika OTG juga menjadi ancaman penyebaran Covid-19 yang tak boleh diremehkan.

Fakta tersebut senada dengan hasil analisis dari Scripps Research mengenai data publik infeksi tanpa gejala.

Dalam studinya, peneliti mengungkapkan jika individu tanpa gejala telah memainkan peran penting dalam penyebaran awal penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 ini.

Bahkan, hasil analisis juga menunjukkan presentase OTG ini mencapai 45 persen dari semua kasus Covid-19.

Temuan yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine ini juga menggaris bawahi agar segera dilakukan pengujian ekstensif dan kontak tracing demi mengurangi penyebaran.

"Penyebaran virus secara 'diam-diam' ini membuat semuanya menjadi lebih sulit untuk dikendalikan," papar Eric Topol, pendiri dan direktur Scripps Research, seperti dikutip dari Science Daily, Senin (15/6/2020).

Untuk studi orang tanpa gejala Covid-19 tersebut, peneliti menggunakan data yang beragam dari seluruh dunia, termasuk data penghuni panti jompo, penumpang kapal pesiar, narapidana, serta berbagai kelompok lainnya.

"Analisis kami menunjukkan sebagian besar orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala. Misalnya di antara lebih dari 3.000 narapidana di empat negara bagian yang dites positif terkena virus corona, 96 persennya tanpa gejala," tambah Daniel Oran, peneliti lain yang terlibat dalam studi.

Peneliti juga menyimpulkan, tidak adanya gejala atau asimptomatik, bukan berarti seseorang tidak menularkan pada orang lain.

Tinjauan lebih lanjut menunjukkan individu tanpa gejala atau OTG dapat menularkan virus untuk jangka waktu yang lama, mungkin lebih dari 14 hari.

Namun untuk mengetahui lebih lanjut mengenai temuan itu, peneliti perlu studi skala besar yang mencakup jumlah orang yang tak menunjukkan gejala.

Tak hanya itu saja, peneliti juga menyebut orang tanpa gejala juga tak kebal dari efek yang ditimbulkan setelah terinfeksi virus corona.

Pemindaian yang dilakukan dari 76 individu tanpa gejala Covid-19 di kapal pesiar Diamond Princess, tampaknya menunjukkan adanya kelainan paru subklinis yang signifikan yang meningkatkan infeksi virus dan berdampak pada fungsi paru-paru seseorang.

"Jadi untuk melindungi orang lain (dari OTG Covid-19), kenakanlah masker," terang Oran.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/16/073800223/studi-corona--otg-masih-jadi-ancaman-penyebaran-covid-19-kok-bisa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke