KOMPAS.com - Virus corona baru yang kali pertama merebak akhir tahun 2019 lalu terus mengalami mutasi.
Bahkan, mutasi virus penyebab pandemi Covid-19 ini terus beragam di sejumlah negara yang terinfeksi.
Baru-baru ini, para peneliti di Florida meyakini bahwa virus corona baru ini telah bermutasi dengan cara yang membuatnya semakin mudah dalam menginfeksi sel tubuh manusia.
Kendati demikian, temuan ini masih perlu diperkuat dengan lebih banyak penelitian untuk menunjukkan apakah perubahan itu mengubah jalannya pandemi, seperti dilansir dari CNN, Sabtu (13/6/2020).
Baca juga: Ilmuwan Temukan Mutasi Langka Virus Corona SARS-CoV-2, Ini Penjelasannya
Perubahan dari mutasi virus corona baru ini, kata mereka, kemungkinan dapat menjelaskan mengapa virus semakin menyebabkan begitu banyak infeksi di benua Amerika.
Ini adalah bentuk mutasi yang telah dikhawatirkan para ilmuwan selama berminggu-minggu sejak Covid-19 mewabah di seluruh penjuru negara bagian di Amerika Serikat hingga Amerika Latin.
Para peneliti di Scripps Research Institute di Florida mengatakan mutasi virus ini memengaruhi protein spike atau protein penancap dari SARS-CoV-2.
Baca juga: Ahli: Mutasi Virus Corona Sesuatu yang Wajar, Ini Sebabnya
Protein spike pada virus merupakan struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel tubuh inangnya.
Jika temuan ini dikonfirmasi, maka penelitian tersebut menjadi kali pertamanya bagi sejumlah tim peneliti dalam menunjukkan perubahan yang terlihat pada virus yang memiliki arti penting untuk pandemi ini.
"Virus dengan mutasi ini jauh lebih menular daripada virus yang tidak memiliki mutasi dalam sistem kultur sel yang kami gunakan," kata ahli virologi Scripps Research virologist Hyeryun Choe, yang membantu penelitian ini.