Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Bencana Besar Emisi Karbon 2070 Bisa Picu Migrasi Masif Global

Kompas.com - 20/05/2020, 20:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian terbaru menyebutkan bahwa bila emisi gas rumah kaca tidak bisa diturunkan secara drastis, maka diprediksikan dalam 50 tahun mendatang, 3,5 miliar orang akan berada dalam kondisi tidak dapat bertahan hidup.

Prediksi tersebut didasarkan pada skenario peningkatan emisi gas rumah kaca dan dampaknya kepada kehidupan manusia di bumi.

Para peneliti yang terdiri dari arkeolog, ekolog, serta ilmuwan iklim internasional ini mendapatkan hasil analisisnya dengan menggunakan RCP 8.5, yang mewakili masa depan di mana konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer tinggi.

Skenario yang dibuat tersebut memperhitungkan kondisi di mana emisi terus meningkat tanpa adnaya penghentian. Maka, suhu yang akan dirasakan oleh rata-rata setiap orang akan meningkat 7,4 derajat lebih panas pada tahun 2070 atau 50 tahun yang akan datang.

Baca juga: Pencemaran hingga Konflik Air, Ini 5 Dampak Perubahan Iklim bagi Indonesia

Salah satu penulis penelitian dari Aarhus University, Jens Christian Svenning mengungkapkan bahwa kondisi suhu terpanas atau zona terpanas di Gurun Sahara saat ini hanya dirasakan oleh 0,8 persen dari permukaan bumi.

Akan tetapi, pada tahun 2070, kondisi zona terpanas layaknya di Gurun Sahara itu diprediksikan akan dapat menyebar luas menjadi 19 persen dari luas daratan bumi.

"Situasi seperti ini akan membuat 3,5 miliar orang masuk ke dalam kondisi yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup," kata Svenning, dalam keterangan tertulis Indonesia Cerah.

Dalam penelitian ini, Svenning juga bekerja sama dengan para peneliti lainnya dari Universitas Wageningen, Universitas Nanjing, Universitas Exeter, Universitas Aarhus dan Universitas Washington, Santa Fe Institute.

Para peneliti menyebutkan bahwa bencana itu dapat dihindari jika terjadi penurunan atau pengurangan emisi gas rumah kaca secara drastis dalam kurun waktu 50 tahun.

Jika kondisi bencana besar tersebut tidak dapat dikendalikan dengan pengurangan emisi gas rumah kaca, maka bisa terjadi migrasi masif penduduk dunia.

Baca juga: Pemanasan Global Ancam Lapisan Tanah Beku Kutub Utara, Ini Penyebabnya

Potensi terjadinya migrasi masif

Para penulis studi tersebut mencatat bahwa 3,5 miliar orang akan terpapar panas ekstrem jika perubahan iklim tidak terhenti, yang memungkinkan terjadinya upaya untuk bermigrasi secara masif.

Profesor Marten Scheffer dari Universitas Wageningen berkata bahwa potensi migrasi masif ini terjadi karena dorongan kondisi iklim ekstrem dan juga banyak faktor lainnya yang turut mempengaruhi keputusan mereka.

"Meramalkan besarnya angka migrasi yang didorong oleh perubahan iklim sangat menantang," kata Scheffer.

Meskipun migrasi masif ini sangat mungkin terjadi di tengah polemik iklim yang ekstrem 50 tahun mendatang, sebagian orang juga diprediksikan tidak berpindah dan memulai cara-cara untuk menangani persoalan melalui adaptasi iklim.

Baca juga: PBB: Perubahan Iklim Harus Dilawan seperti Pandemi Virus Corona

Scheffer berkata, ada beberapa poin dasar yang digarisbawahi dalam studi ini yaitu sebagai berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com