Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pemanasan Global, Fenomena Iklim Kuno Dapat Muncul Lagi di Samudra Hindia

Kompas.com - 09/05/2020, 11:02 WIB
Yohana Artha Uly,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Pemanasan global yang terus terjadi diperkirakan dapat membangkitkan kembali pola iklim kuno di Samudra Hindia.

Diperkirakan pola iklim itu mirip dengan El Nino, berdasarkan penelitian baru oleh para ilmuwan dari University of Texas di Austin yang telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada 6 Mei 2020.

Jika El Nino terjadi, peningkatan suhu permukaan Samudra Hindia akan membuat cuaca secara global semakin kacau, terutama di wilayah-wilayah yang bergantung pada pertanian tadah hujan, yakni yang memanfaatkan air hujan sebagai penyuplai utama pasokan air.

Melansir Gizmodo, Sabtu (8/5/2020), studi tersebut didasarkan pada penelitian sebelumnya yang diterbitkan oleh beberapa penulis yang sama di tahun 2019, di mana menunjukkan pola iklim di El Nino di Samudra Hindia ada selama Zaman Es terakhir pada 20.000 tahun yang lalu.

Baca juga: Pemanasan Global Ancam Lapisan Tanah Beku Kutub Utara, Ini Penyebabnya

Saat itu, akibat pemanasan global mendadak yang disebabkan oleh kondisi alami, suhu lautan yang berfluktuasi menyebabkan malapetaka pada pola cuaca global.

Pada masa kini, aktivitas manusia terus mendorong terjadinya pemanasan globbal dan membuat iklim menjadi tidak stabil.

Jika tren ini terus berlanjut, diperkirakan El Nino Samudra Hindia yang terjadi pada 20.000 tahun lalu dapat muncul kembali di awal tahun 2050.

Samudra Hindia hari ini mengalami sedikit perubahan iklim dari tahun ke tahun karena angin yang bertiup dari barat ke timur, menjaga kondisi laut tetap stabil.

Baca juga: Dampak El Nino dan Dipole Mode 2019, Tahun Ini Curah Hujan Lebih Deras

Menurut simulasi, pemanasan global bisa membalikkan arah angin, membuat laut tidak stabil dan mengubah iklim menjadi ayunan antara pemanasan dan pendinginan yang mirip dengan fenomena iklim El Nino di Samudra Hindia dan La Nina di Samudra Pasifik.

Perubahan suhu sekitar satu atau dua derajat saja mungkin tidak tampak seperti masalah besar.

Akan tetapi, jika pola iklim kuno El Nino muncul kembali, maka banjir, badai, dan kekeringan akan menjadi lebih buruk dan lebih sering, terutama di Afrika, Australia, Indonesia, dan India yang saat ini saja sudah sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim.

Di sisi lain, peristiwa naiknya suhu dapat memicu kekeringan di wilayah Tanduk Afrika dan India bagian selatan serta peningkatan curah hujan di Indonesia dan Australia bagian utara.

Sementara, peristiwa penurunan suhu dapat menciptakan efek sebaliknya, seperti di semenanjung India dapat terjadi peningkatan curah hujan.

Dampak El Nino sebabkan bencana

Dampak dari itu semua akan menjadi bencana. Sejumlah lokasi tersebut bergantung pada pertanian tadah hujan dan setiap perubahan curah hujan bisa menjadi bencana bagi petani.

perkiraan NOAA tentang dampa dahsyat el ninoNOAA perkiraan NOAA tentang dampa dahsyat el nino

Baca juga: BMKG: Tak Ada Potensi Gangguan El Nino Kuat Pada 2020

Samudra Hindia hari ini mengalami sedikit perubahan iklim dari tahun ke tahun karena angin yang bertiup dari barat ke timur, menjaga kondisi laut tetap stabil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com