Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raptor Bukan Dinosaurus Pemburu Mangsa Berukuran Besar, Ini Buktinya

Kompas.com - 09/05/2020, 09:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Raptor selama ini dianggap sebagai dinosaurus karnivora yang paling ganas. Dinosaurus ini digambarkan dengan wujud ramping dan cakar yang menakutkan, serta mata yang tajam saat mengintai mangsa dengan kecerdasan sosial mirip serigala.

Namun, dinosaurus yang dikenal sebagai pemburu ganas dalam film Jurassic Park ini mungkin harus lenges dari julukan itu karena bukti ilmiah baru.

Seperti melansir dari Science Alert, Sabtu (9/5/2020), para peneliti menemukan bukti ilmiah baru yang dapat menegaskan raptor ini bukan yang paling ganas yang memakan mangsa berukuran lebih besar dari tubuhnya.

Dinosaurus theropoda ini tampaknya mungkin bukan kelompok pemburu mangsa yang lebih besar. Masalah dari gagasan ini adalah kehidupan dinosaurus dari spesies burung dan saudara terdekat, buaya ini biasanya tidak berburu mangsa yang lebih besar dari mereka.

Baca juga: Dijuluki Si Dewa Kematian, Dinosaurus ini Masih Sepupu T-Rex

Hal itu disampaikan paleontolog Joseph Frederickson dari University of Wisconsin Oshkosh.

Gagasan raptor sebagai kelompok pemburu diusulkan untuk menjelaskan bukti yang ditemukan peneliti tentang predator berukuran serigala yang memakan mangsa yang jauh lebih besar dari tubuh mereka.

Di antaranya seperti Tenettiosaurus tilletti, dinosaurus yang dikenal bertubuh besar dan kuat.

Analisis gigi tunjukkan pola makan raptor

Frederickson dan rekannya menganalisis gigi spesies raptor Deinonychus antirrhopus dan buaya purba yang pernah hidup di Amerika Utara selama periode Cretaceous, pada 115 hingga 108 juta tahun yang lalu.

Baca juga: Dinosaurus Punah, Hanya Buaya yang Bertahan, Apa Rahasianya?

Analisis ini untuk menemukan petunjuk tentang bagaimana raptor benar-benar menangkap makan malam mereka.

Penelitian mereka menjelaskan hewan sosial yang berburu, induk dan anaknya memiliki pola makan yang sama. Namun, pada spesies lain yang tidak berburu dalam kelompok, pola makan hewan muda tidak akan sama dengan hewan dewasa.

Sebab, hewan-hewan muda ini tidak mampu mengalahkan mangsa yang sama seperti yang diburu para induk mereka.

Para peneliti dapat mendeteksi perubahan pola makan ini dalam kondisi gigi dinosaurus ini, melalui perubahan kadar karbon 13 isotop.

Frederickson dan rekannya menemukan gigi buaya Cretaceous juga memiliki perubahan yang setara antara gigi kecil dan hewan yang lebih muda, serta gigi yang lebih besar dari jewan dewasa.

"Gigi terkecil dan gigi besar tidak memiliki nilai isotop karbon yang sama, menunjukkan mereka makan makanan yang berbeda," kata Frederickson dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology.

Ilustrasi dinosaurus predator, raptor Deinonychus antirrhopus .Didier Descouens Ilustrasi dinosaurus predator, raptor Deinonychus antirrhopus .

Baca juga: Karnivora Ganas ini, Spesies Dinosaurus Baru dari Zaman Jurassic

Oleh sebab itu, peneliti meyakini film Jurassic Park salah dalam menggambarkan perilaku raptor. Saat ini tidak ada cukup sampel gigi D. antirrhopus untuk menganalisis ide pemburu soliter, tetapi ini adalah petunjuk yang meyakinkan.

Sebuah penelitian tahun 2007 menemukan bukti setidaknya satu raptor dibunuh oleh yang lain, bukan sesuatu yang menunjukkan kerja sama, meskipun tidak cukup untuk mengesampingkannya.

Para peneliti percaya gaya berburu raptor lebih dekat dengan yang terlihat pada Komodo saat ini. Spesies kadal ini diakui sebagai predator yang jauh lebih romantis, tetapi masih agak mengesankan. Hewan-hewan ini mampu menjatuhkan kerbau sepuluh kali ukurannya.

Kendati demikian, para peneliti masih menunggu untuk dapat melihat bukti baru tentang dinosaurus predator ini, untuk mengubah pemahaman tentang raptor selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com