Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Orang Tewas di Cipondoh Diduga Hirup Gas Alam Beracun, Apa Itu Gas Alam?

KOMPAS.com - Lima orang ditemukan tewas di gorong-gorong Jalan Taman Royal, Cipondoh, Kota Tangerang. Pihak kepolisian menyebut bahwa kelima korban meninggal diduga karena menghirup gas alam beracun pada Kamis (7/10/2021).

Apa itu gas alam?

Dilansir dari National Geographic, gas alam adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Bahan bakar fosil lainnya termasuk minyak dan batu bara.

Ada beberapa teori berbeda untuk menjelaskan bagaimana bahan bakar fosil terbentuk.

Teori yang paling umum adalah bahwa mereka terbentuk di bawah tanah, di bawah kondisi yang intens.

Saat tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme membusuk, mereka secara bertahap ditutupi oleh lapisan tanah, sedimen, dan kadang-kadang batu.

Selama jutaan tahun, bahan organik dikompresi.

Saat bahan organik bergerak lebih dalam ke kerak bumi, itu akan terpapar suhu yang lebih tinggi.

Kombinasi kompresi dan suhu tinggi menyebabkan ikatan karbon dalam bahan organik rusak.

Penguraian molekuler ini menghasilkan metana termogenik—gas alam.

Metana, mungkin adalah senyawa organik paling melimpah di Bumi, terbuat dari karbon dan hidrogen (CH4).

Deposit gas alam sering ditemukan di dekat deposit minyak.

Deposit gas alam yang dekat dengan permukaan bumi biasanya dikerdilkan oleh deposit minyak di dekatnya.

Endapan yang lebih dalam—terbentuk pada suhu yang lebih tinggi dan di bawah tekanan yang lebih besar—memiliki lebih banyak gas alam daripada minyak.

Deposit terdalam dapat terdiri dari gas alam murni.

Namun, gas alam tidak harus terbentuk jauh di bawah tanah. Itu juga dapat dibentuk oleh mikroorganisme kecil yang disebut metanogen.


Metanogen hidup di usus hewan (termasuk manusia) dan di daerah rendah oksigen di dekat permukaan bumi.

Tempat pembuangan sampah, misalnya, penuh dengan bahan pengurai yang dipecah oleh metanogen menjadi sejenis metana yang disebut metana biogenik.

Proses metanogen menghasilkan gas alam (metana) disebut metanogenesis.

Meskipun sebagian besar metana biogenik terlepas ke atmosfer, ada teknologi baru yang diciptakan untuk menampung dan memanen sumber energi potensial ini.

Metana termogenik—gas alam yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi—juga dapat lepas ke atmosfer.

Beberapa gas mampu naik melalui materi permeabel, seperti batuan berpori, dan akhirnya menghilang ke atmosfer.

Namun, sebagian besar metana termogenik yang naik ke permukaan bertemu dengan formasi geologis yang terlalu kedap untuk lolos. Formasi batuan ini disebut cekungan sedimen.

Cekungan sedimen menjebak reservoir besar gas alam. Untuk mendapatkan akses ke reservoir gas alam ini, sebuah lubang (kadang-kadang disebut sumur) harus dibor melalui batu untuk memungkinkan gas keluar dan dipanen.

Cekungan sedimen yang kaya akan gas alam ditemukan di seluruh dunia.

Padang pasir Arab Saudi, daerah tropis lembab Venezuela, dan Arktik yang membeku di negara bagian Alaska, AS, semuanya merupakan sumber gas alam.

Di Amerika Serikat di luar Alaska, cekungan terutama ada di sekitar negara bagian yang berbatasan dengan Teluk Meksiko, termasuk Texas dan Louisiana.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/10/130100023/5-orang-tewas-di-cipondoh-diduga-hirup-gas-alam-beracun-apa-itu-gas-alam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke