Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Baru: Protein Spike Covid-19 Bisa Mengubah Sel di Jantung

Protein spike yang menyerupai tonjolan paku di sekitar permukaan virus ternyata dapat mengubah sel-sel pembuluh darah kecil di sekitar jantung. Hal ini yang pada akhirnya mengganggu fungsi reguler mereka.

Dilansir dari IFL Science, Kamis (2/9/2021), dalam studi pra-cetak (pre-print) yang berarti belum ditinjau oleh rekan sejawat, dikatakan bahwa protein spike atau protein lonjakan mengikat sel yang disebut perisit.

Dipresentasikan di Kongres Masyarakat Kardiologi Eropa, ahli menjelaskan bahwa sel perisit melapisi pembuluh kecil jantung serta tempat-tempat lain di sekitar tubuh manusia.

Ketika sel diikat protein spike, perisit akan melepaskan bahan kimia yang menyebabkan peradangan pada organ.

Dalam studi tersebut, tim mengambil sel-sel pembuluh darah kecil dari jantung dan memaparkannya ke protein spike.

Seperti diketahui, protein spike digunakan virus corona untuk menempel ke sel manusia.

Ketika virus sudah menempel ke sel manusia, virus akan melepaskan materi genetik. Ini mendongkrak mesin seluler, yang mulai mereplikasi virus, yang kemudian meledak dan menyebarkan virus ke sel lain.

Dengan kata lain, protein spike adalah pintu masuk virus corona menginfeksi manusia.

Jika protein spike mampu memengaruhi perilaku sel, itu mengkhawatirkan.

Menurut para ahli, perilaku ini menunjukkan bahwa sel-sel yang tidak terinfeksi tetap dapat dirusak oleh virus, sehingga lebih sulit untuk diobati.

Tim menemukan bahwa dengan memblokir reseptor CD147 pada sel-sel itu akan mengurangi efek protein spike pada perisit, meskipun masih ada peradangan.

Perisit ditemukan di seluruh tubuh, termasuk otak dan sistem saraf pusat. Jika mekanisme tersebut dapat dihentikan pada pasien, hal itu dapat mengurangi komplikasi yang timbul dari Covid-19.


Oleh karena itu, tim menegaskan bahwa masih butuh penyelidikan lebih lanjut untuk menemukan cara jitu menghentikan protein lonjakan.

“Mekanisme ini berpotensi menyebarkan cedera seluler dan organ di luar lokasi infeksi dan mungkin memiliki implikasi klinis yang penting," tulis penulis dalam laporannya.

Sebagai contoh, pada pasien dengan gangguan penghalang endotel dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah karena penyakit yang mendasari seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas berat, molekul protein Spike dapat dengan mudah menyebar ke kompartemen PC. Hal ini akan memperburuk cedera mikrovaskular.

"Memblokir reseptor CD147 dapat membantu melindungi pembuluh darah pasien yang paling rentan dari infeksi dan kerusakan tambahan yang disebabkan oleh protein S."

Ada banyak ketidakpastian tentang cara paling efektif untuk mengobati Covid-19.

Untuk alasan ini, penulis menegaskan, pendekatan profilaksis seperti melakukan vaksinasi, menjaga jarak, dan terus menggunakan masker adalah hal penting.

Hal yang perlu kita ingat, efek langsung dan jangka panjang dari virus pada banyak organ masih belum sepenuhnya dipahami.

“Covid-19 telah menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi komunitas penelitian kardiovaskular. Masih banyak yang belum diketahui terkait bagaimana virus dapat berdampak pada kesehatan kita dalam jangka panjang, tetapi penelitian ini membawa kita selangkah lebih dekat untuk lebih memahami bagaimana Covid-19 memengaruhi jantung dan sistem peredaran darah dan pada akhirnya dapat mengarah pada cara-cara baru. untuk melindungi jantung," kata Profesor James Leiper, Associate Medical Director dari British Heart Foundation.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/06/080200123/studi-baru-protein-spike-covid-19-bisa-mengubah-sel-di-jantung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke