Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Ubaedillah
Pengurus Badan Pengembangan Jaringan Internasional PBNU

Ahmad Ubaedillah adalah Pengurus Badan Pengembangan Jaringan Internasional PBNU (2022-2027), Dosen FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Atdikbudristek) KBRI Riyadh, KSA (2017-2021).

Ramadhan: Spirit Toleransi, Solidaritas, dan Perdamaian

Kompas.com - 10/04/2022, 04:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Solidaritas Bangkit Bersama

Puasa mengajarkan empati terhadap perasaan dan pengalaman kurang beruntung orang lain. Tuntunan ini sangatlah jelas dalam puasa Ramadhan.

Menahan lapar dan dahaga pada siang hari bulan Ramadhan mengandung makna semua muslim yang tengah berpuasa merasakan lapar dan dahaga yang dirasakan orang lain.

Ajaran moral ini tak lain adalah ajaran empati orang berpuasa terhadap sesamanya dari kalangan masyarakat kurang beruntung. Mereka yang dalam kesehariannya bergulat dengan kelaparan, kemiskinan dan kebodohan.

Namun, tidak cukup sebatas berempati terhadap orang lapar dan miskin. Ajaran moral puasa ini semestinya dapat menggerakan hati kelas menengah ke atas untuk berbagi, baik kekayaan, akses, maupun pengetahuan, dengan kalangan miskin korban pandemi Covid-19.

Menurut catatan Bank Dunia dan Organisasi Buruh Internasional, sebanyak 225 juta penduduk dunia kehilangan pekerjaan dan 97 juta angka kemiskinan akibat pandemi Covid-19 yang mulai melanda dunia pada 2020.

Saat ini tercatat hanya 15 persen dari penduduk dunia yang memiliki income lebih dari 30 USD perhari (Wisnoentoro, 2022).

Menghadapi realitas ini, penduduk dunia harus saling bekerja sama saling membantu melalui berbagai program pemulihan ekonomi dunia.

Di dalam negeri pun jumlah orang miskin baru dan pengangguran akibat pandemi Covid-19 sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Menghadapi kenyataan ini, membangun solidaritas umat Islam menjadi langkah penting, di tengah upaya pemulihan ekonomi dan kesehatan yang dijalankan pemerintah.

Dalam rangka ini peran ekonomi syariah dapat menjadi solusi bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Ekonomi syariah dapat menjadi instrumen aktualisasi dimensi sosial ajaran puasa Ramadhan.

Sebagai upaya membangun solidaritas untuk bangkit bersama, peran zakat dan wakaf dapat lebih ditingkatkan untuk program pemulihan ekonomi dan pengembangan SDM.

Sebagai instrumen keuangan sosial Islam, masing-masing dana zakat dan wakaf dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi dan pembangunan insfrastruktur bagi kalangan miskin terdampak pandemi Covid-19.

Secara konseptual dana zakat dan wakaf tersebut dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat miskin, terutama di desa-desa tertinggal.

Dana zakat dapat dikelola dengan melibatkan dunia kampus untuk program pendidikan, ketarampilan, kesehatan, ekonomi masyarakat.

Secara operasional, dana zakat dapat digunakan untuk gaji para guru, fasilitator dan tenaga kesehatan yang tergolong dalam kelompok penerima zakat dan sabilillah.

Sementara dana wakaf dapat digunakan untuk program pembangunan sarana fisik penunjang peningkatan SDM, seperti pembuatan sumber listrik bagi desa yang belum memiliki aliran listrik. Atau pembangunan jalan, sekolah, dan rumah sakit (Sukmana dan Cahyono, 2022).

Tak kalah penting dari upaya ini adalah profesionalitas dan akuntabilitas lembaga pengelola zakat dan wakaf dalam menjalankan misi membangun solidaritas tersebut.

Upaya-upaya pembangunan solidaritas pada ahirnya akan membangun kepercayaan (trust) dalam masyarakat dan masyarakat kepada pemerintah.

Dalam sistem demokrasi, kepercayaan publik adalah unsur mendasar bagi stabilitas demokrasi. Membangun solidaritas dapat dibangun saat kesenjangan dan krisis sosial dan ekonomi tengah terjadi seperti saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com