Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saidah Sakwan, MA
Pimpinan BAZNAS RI

Pimpinan BAZNAS RI | Dosen IAIN Raden Intan |  Anggota FKB DPR RI | Wakil Ketua KPPU RI | Wakil Ketua PB IKA-PMII | PP Fatayat NU | PP Muslimat NU | Wakil Ketua LP Ma'arif Pusat | Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perempuan Kosgoro 1957 | PPK Kosgoro | Ketua Board CIPS | Menempuh pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; S2 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

 

 

Zakat dan Pelipur Lara Agar Warteg Kembali Berdaya

Kompas.com - 11/05/2021, 22:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Saidah Sakwan, MA*

BAGAI telur di ujung tanduk. Demikian gambaran pepatah tentang nasib pedagang warung tegal (warteg). Bahkan pandemi sudah menyebabkan sebagian mereka terjatuh dengan duka dan air mata yang berderai.

Merespons fakta yang memprihatinkan ini, selama beberapa pekan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melakukan rapat-rapat marathon untuk mencarikan solusi. Pertemuan-pertemuan digelar dengan para pemangku kepentingan ataustakeholders terkait, seperti perkumpulan dan paguyuban pedagang warteg.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Piramid, Tempat Firaun Melihat Tuhan?

Sejumlah media nasional, termasuk Kompas.com, mengutip pernyataan Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Muchroni, memberitakan, ada sekitar 20.000an warteg di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) terancam dan sebagian sudah gulung tikar karena terdampak waspada wabah Covid-19.

Meski angka itu kemudian diklarifikasi menjadi berkurang separuh, namun hampir sebagian pelaku UMKM kuliner ini memilih pulang kampung. Karena pendapatan mereka terus menurun, akibat permintaan yang terbatas.

Pedagang yang rata-rata berasal dari Tegal dan Brebes, Jawa Tengah ini, biasa bermitra dengan sesama sebagai pihak yang dipercaya menjadi pengelola.

Satu pemilik bisa membawahi sekira tiga pramusaji. Untuk warung berukuran besar, otomatis punya jumlah pegawai lebih banyak.

Melalui perhitungan kasar, dengan asumsi sang pengelola telah menikah, maka ada sekitar lima jiwa yang secara langsung menggantungkan hidup mereka pada satu warung. Jika pengelola memiliki satu anak, berarti jumlah mereka menjadi enam orang.

Angka tersebut akan bertambah bila pebisnis makanan ini, sudah beristri dan beranak, turut dihitung. Jadi, total ada sembilan orang yang menggantungkan hidup secara langsung pada satu warteg.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Antara Mudik 2021 dan Prokes di Zaman Nabi Muhammad SAW

Jika ada 10.000 warteg dipukul rata menjadi sandaran hidup bagi sembilan orang, maka akan muncul angka 90.000 orang. Ibarat kartu domino, angka itu akan terus berlipat ganda jika keluarga para pengelola dan karyawan mereka turut diperhitungkan.

Senada dengan Muchroni, pemilik warteg di Palmerah, Jakarta Barat, Anisa (38), Jumat (22/1/2021), mengatakan, pemasukan belum juga membaik selama setahun lebih pandemi. Salah satunya karena pembatasan aktivitas warga untuk menekan laju penularan virus.

Masih ada karyawan yang makan meski tak banyak. Anak-anak indekos juga banyak yang pulang kampung karena masalah ekonomi. Sehingga, pemasukan berkurang sampai 50 persen.

Menanggapi hal ini, BAZNAS tak tinggal diam dan berusaha unjuk solusi. Antara lain, memfasilitasi permodalan dan akses pasar dan konsumen warteg.

Antara lain melalui penyediaan menu Hidangan Berkah Ramadhan (HBR) dengan melibatkan warteg sebagai mitra yang berdomisili di Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

Mereka terdiri atas anggota paguyuban warteg Kowantara dan Paguyuban Pedagang Warung Tegal dan Kaki Lima se-Jakarta dan sekitarnya (Pandawakarta). Hidangan Berkah Ramadhan didistribusikan kepada mustahik, rumah yatim, panti lansia, pesantren dan kelompok-kelompok miskin kota.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Nabi Syu’aib dan Orang-orang Curang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com