Oleh: Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec. Ph.D*
BERBAGAI bencana yang menimpa Tanah Air belakangan ini, semakin merekatkan persatuan anak-anak bangsa, yang bersama-sama menumpahkan air mata sebagai tanda belasungkawa, seraya mengulurkan tangan-tangan mereka untuk menyalurkan derma.
Dan momentum puasa di Bulan Suci Ramadhan, melatih setiap Muslim menjadi humanis, di mana nilai-nilai kemanusiaan tersebut diimplementasikan melalui zakat, infak dan sedekah (ZIS).
Inilah salah satu wujud dari humanisme dalam Islam, termasuk yang terkandung dalam syariat yang berorientasi sosial dan pemberdayaan ekonomi kaum papa: ZIS. Ini merupakan bukti bahwa islam adalah agama humanis dan universal: rahmatan li al-‘alamin.
Baca juga: Ini Besaran Nisab Zakat Penghasilan yang Ditetapkan Baznas
Dengan syariat inilah setiap Muslim dituntut berjiwa humanis, mampu merespons kepedihan yang dirasakan oleh mereka yang menderita dan tak berpunya. Sehingga mengejewantahlah keimanan diri dalam amal sosial yang sempurna.
Karena kasih sayang Islam, maka setiap Muslim yang mampu secara ekonomi, wajib menyucikan harta dan jiwa mereka melalui zakat.
Oleh sebab itulah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) aktif merespons berbagai musibah yang melanda negeri tercinta. Melalui lembaga-lembaga program seperti BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), Layanan Aktif BAZNAS (LAB), Rumah Sehat BAZNAS (RSB) dan sebagainya, BAZNAS bergerak cepat memberikan bantuan tanpa pandang bulu.
Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), dana zakat boleh digunakan sebagai santunan kepada para korban bencana. Sebab mereka termasuk orang yang berhak menerima zakat (mustahik). Paling tidak, korban bencana termasuk ke dalam tiga golongan (asnaf), yakni fakir, miskin dan penanggung utang (gharim).
Berdasarkan hal ini, BAZNAS cepat tanggap mendistribusikan donasi. Seperti melalui kerja sama lintas sektoral di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), BAZNAS turut serta mengatasi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Pemprov Jabar dan Baznas Akan Bangun Klinik Lansia Inggit Garnasih
Hal itu terlihat dalam kunjungan kerja Menko PMK, Prof. Muhadjir Effendy di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, pada November 2020. Mereka disambut Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelius Kodi Mete dan Wakil Bupati Marthen Christian Taka beserta jajaran pemkab setempat.
BAZNAS memberikan ribuan paket makanan tambahan (PMT). Dan bersama perusahaan swasta nasional, BAZNAS menyerahkan bantuan kepada para korban banjir bandang di Kabupaten Lembata.
BAZNAS membentuk tim terpadu untuk melakukan aksi kemanusiaan. Tim gabungan terdiri atas BTB pusat dan provinsi, terutama daerah yang berada cukup dekat dengan lokasi bencana saat banjir bandang terjadi beberapa waktu lalu. Hal itu sebagai upaya mempercepat dan memaksimalkan proses evakuasi dan layanan bantuan terhadap para korban.
Di Papua, BAZNAS banyak menginisiasi program pemberdayaan ekonomi dan sosial. Inilah yang mendorong pemerintah provinsi setempat berharap kehadiran lembaga pemerintah nonstruktural tersebut di Bumi Cenderawasih, mampu menjadi mitra kerja yang aktif membantu program pengentasan kemiskinan.
Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan hal itu, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Bidang Umum Sekda Papua Rosina Upessy, pada pelantikan Pimpinan BAZNAS Provinsi Papua periode 2015-2020, di Jayapura, Januari 2015.
BAZNAS pun mengembangkan program Zakat Community Development (ZCD), seperti kelompok yang membangun usaha produk olahan bayam yang dimulai sejak tahun 2017. ZCD berada di Kampung Ambon, Desa Abepantai, Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Baca juga: Baznas Targetkan Perolehan Zakat Capai Rp 503 Miliar Tahun Ini