Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Kantor Ke-3 di SCBD, The Executive Centre Sediakan Layanan Bintang Enam

Kompas.com - 15/06/2023, 12:37 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

"Jika pebisnis kedatangan tamu, bisa membawa mereka untuk rapat di meeting rooms yang disediakan. Fasilitas ini juga akan menambah kesan positif dan kredibilitas lebih di mata tamu. Adanya layanan seperti ini berarti dapat menghemat biaya-biaya operasional, sewa, dan lainnya," papar Ferrianto.

Bahkan, Ferry melanjutkan, dalam perjalanan sejarah kehadiran TEC di Indonesia, pihaknya kerap menggelar (hosting) agenda-agenda bisnis yang diikuti klien lintas sektor.

"Mereka bisa berinteraksi, menjalin komunikasi, dan berkolaborasi sehingga tercapai kesepakatan bisnis. Kami membuka peluang besar yang bisa dimanfaatkan oleh para klien. Ada lebih dari 55.000 member dari beragam latar belakang yang bergabung," ungkap Ferrianto.

Baca juga: Resmi, Hankyu Hanshin Kelola 3 Gedung Perkantoran Milik BSDE

Dari agenda-agenda ini tercipta tidak hanya perusahaan-perusahaan rintisan (start-up), melainkan hingga kelas raksasa yang sekarang sudah tumbuh menjelma menjadi unicorn dan decacorn dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.

Sementara raksasa-raksasa bisnis lainnya yang menjadi klien TEC adalah Piaggio, AT&T Global Network Services, Louis Vuitton, Esprit, Lotte Mart, MGM, The Westin Hotel, Swatch Group, dan British Telecommunication.

Ada pun layanan yang bisa dimanfaatkan yakni Private Offices, Co-working Spaces, Virtual Offies, dan Meeting Rooms dengan tarif mulai dari Rp 400.000 per bulan per pelanggan hingga Rp 7 juta per bulan per pelanggan di luar pajak.

Hingga kini, dua centre TEC mencatat tingkat okupansi rerata di atas 97 persen. Sementara di TEC terbaru, Ferry manargetkan tingkat okupansi 80 persen yang akan dicapai dalam waktu kurang dari dua tahun operasional.

Tren perkantoran servis

Menurut CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono, TEC adalah serviced office yang masih bertahan dan bahkan makin berkembang. Hal ini karena mereka punya jejaring dan kemampuan mengelola finansial dengan baik.

"Intinya survival of the fittest," ujar Hendra.

Dalam catatan Kompas.com, di antara 300 pemain serviced office yang menjamur sejak tahun 2000, hanya 20 yang mampu bertahan. Di antaranya adalah Regus, CEO Suites, vOffice, Fortice, dan Servio.

Baca juga: Tingkat Hunian Perkantoran Jakarta Diprediksi Tetap Turun pada 2023

Mereka kerap dianggap sebagai big boys yang tak lekang baik oleh krisis finansial global, badai Covid-19, hingga global economic slowdown.

Selain itu, lanjut Hendra, mereka juga sangat fokus pada segmen pasar yang diincar dengan terus meningkatkan kualitas layanan hingga tampil dengan predikat standar baru serviced office.

Sementara nama-nama lainnya yang bertumbangan justru lebih mengejar kuantitas ruang, berani buka di mana-mana, di gedung-gedung perkantoran seluruh grade, mulai dari C hingga A. Bahkan, di kawasan perumahan pun, mereka kejar.

"Karena memang untuk membuka serviced office tak hanya bisa dilakukan di gedung premium," imbuh Hendra.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com