Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN dan KPR yang Terus Bertumbuh Menggerakkan Ekonomi Sirkular

Kompas.com - 18/02/2022, 13:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Dari berbagai program kredit, BTN juga menggandeng para pengembang untuk mengaplikasikan sistem ekonomi sirkular atau berkelanjutan di sektor perumahan yang diharapkan berpengaruh positif terhadap keberlangsungan alam dan lingkungan.

Haru optimistis, penerapan ekonomi sirkular bukan hanya baik untuk lingkungan, melainkan juga bagi ekonomi dan dunia usaha sehingga bisa berkelanjutan untuk jangka panjang.

Ekonomi sirkular memang masih relatif baru di perbankan, tetapi sebelumnya BTN sudah diperkenalkan dengan standar environmental, social, and good governance.

"Saya kira prinsipnya relatif sama. Dengan begitu, prinsip ekonomi sirkular bisa masuk kriteria dalam pengelolaan aset perbankan, ini yang penting,” kata Haru, seperti dilansir Antara, Jumat (13/8/2021).

Dia menuturkan, perbankan perlu menghindari sektor yang masih menggunakan energi yang tidak dapat diperbarui atau unrenewable energy, dan sebaliknya harus menggalakkan konsep green energy.

Secara khusus, BTN memiliki konsep 3P, yaitu profit, people, and planet, antara lain dengan minimalisasi penggunaan kertas.

Dengan perlahan, BTN mengarah ke sistem terutama pada proses operasional yang masih dimungkinkan tidak menggunakan paper work.

Direktur Compliance and Legal BTN Eko Waluyo menuturkan, dalam menerapkan konsep 3P, BTN tidak hanya memikirkan pengembangan bisnis dari segi profit atau keuntungan, tetapi juga potensi sumber daya manusia di sekitar tempat usahanya.

Tidak hanya itu, BTN juga berusaha memperhatikan keberlangsungan Planet Bumi agar konsep yang dikembangkan tersebut sesuai dengan visi tentang keberlangsungan dan keramahan terhadap lingkungan di masa depan.

Hal itu selaras dengan slogan yang selama ini diusung BTN, yaitu “Karena hidup gak cuma tentang hari ini”.

Eko menambahkan, tujuan penerapan pembangunan berkelanjutan yaitu untuk mengurangi kesenjangan sosial, mengurangi dan mencegah kerusakan lingkungan hidup, menjaga keanekaragaman hayati, serta mendorong efisiensi pemanfaatan energi dan sumber daya alam.

“BTN sebagai salah satu BUMN bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat melalui kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan,” kata Eko, Senin (25/10/2021).

Peran pengembang

Sehubungan dengan konsep 3P itu, BTN pun mengimbau kepada para pengembang untuk mengambil peran dalam penerapan ekonomi berkelanjutan dengan mengikuti kelayakan pembangunan rumah yang ramah lingkungan.

Sebagai contoh, pengembang tidak membangun perumahan di bantaran sungai atau dekat dengan tempat pembuangan sampah.

Menanggapi hal itu, Real Estat Indonesia (REI) sebagai salah satu asosiasi pengembang di Tanah Air mengaku berusaha mengaplikasikan imbauan tersebut sesuai proyek pembangunan perumahan yang dilakukan.

Namun, pelaksanaannya bukan hal yang gampang karena membutuhkan biaya investasi yang lebih besar dibanding proyek perumahan konvensional.

Untuk itu, diperlukan campur tangan pemerintah melalui pemberian stimulus, seperti yang terjadi di negara lain.

REI menyambut hangat dengan konsep dari BTN itu. Namun demikian, harus didukung stakeholder lain, misalnya dengan memberi stimulus.

"REI sudah menerapkan dan mengubahnya (menuju konsep ramah lingkungan). Namun, green energy itu masih mahal, bahkan seperti di luar negeri perlu dengan stimulus,” kata Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida kepada Kompas.com, Kamis (17/2/2022).

Dia mengeklaim, beberapa pengembang sudah mempraktikkan penggunaan kompor listrik dan solar panel pada unit rumah yang dibangun.

Namun, fasilitas tersebut relatif mahal sehingga konsumennya pun masih berasal dari kalangan kelas menengah ke atas.

Masyarakat juga masih perlu waktu lebih lama lagi untuk memperoleh sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya hunian dengan konsep berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com