JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat suku bunga kredit yang rendah dan fasilitas insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) menjadi pendorong pra-penjualan atau marketing sales PT Pakuwon Jati Tbk.
Hingga Semester I-2021 saat insentif fiskal periode pertama bergulir sejak Maret, Perseroan yang dirintis Alexander Tedja ini berhasil meraup marketing sales senilai Rp 820 miliar.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah mengeluarkan relaksasi PPN melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 21/PMK.010/2021 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Rumah Tapak dan Unit Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah (DTP) tahun anggaran 2021.
Baca juga: Pakuwon Cetak Pendapatan Semester I Rp 2,46 Triliun
PMK tersebut resmi berlaku sejak diundangkan pada tanggal 1 Maret 2021 dan ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, dan berlaku hingga 31 Agustus 2021.
Namun, pelonggaran fiskal ini kemudian diperpanjang hingga 31 Desember 2021 melalui PMK Nomor 103/PMK.010/2021, untuk memberikan stimulus konsumsi dalam rangka menjaga ritme pemulihan ekonomi.
Menurut Direktur dan Sekretaris Pakuwon Jati Minarto Basuki, pencapaian marketing sales perseroan, melonjak 64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Nilai marketing sales ini juga ekuivalen dengan 58,6 persen dari target Perseroan untuk tahun 2021 sebesar Rp 1,4 triliun," kata Minarto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (26/8/2021).
Rumah tapak atau landed house menjadi kontributor terbesar bagi pra-penjualan Perseroan dengan komposisi 52 persen.
Sementara kombinasi penjualan apartemen dan perkantoran strata menyumbang sebesar 48 persen.
Baca juga: Pakuwon Incar Rp 1 Triliun dari Penjualan Ready Stock Bebas PPN
Sepanjang enam bulan pertama, Perseroan juga telah mengucurkan belanja modal atau capital expenditure senilai Rp 269 miliar.
Belanja modal ini untuk membiayai konstruksi proyek-proyek Kota Kasablanka Fase 2, Tunjungan Plaza 6, Pakuwon Mall Fase 3 dan 4, East Coast Mansion dan Pakuwon Mall Bekasi.
Pertumbuhan positif juga ditunjukkan oleh segmen pendapatan bersih Perseroan yang mencapai nilai Rp 2,46 triliun.
Angka ini 24,6 persen lebih tinggi ketimbang perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,97 triliun.
Pendapatan berulang atau recurring revenue menopang pendapatan perseroan dengan porsi 54 persen atau Rp 1,32 triliun.
Baca juga: Tanam Rp 2 Triliun, Raja Properti Bangun Pakuwon Bekasi Superblok 2021
Recurring revenue ini tumbuh 16,4 persen dibandingkan catatan sebelumnya sejumlah Rp 1,14 triliun.
Sedangkan development revenue menyumbang 46 persen dengan angka Rp 1,13 triliun, naik dibanding tahun lalu Rp 833 miliar.
Berdasarkan pendapatan per segmen, kontribusi terbesar diperoleh dari pusat perbelanjaan sewa dan penjualan apartemen 41 persen dan 29 persen, disusul rumah tapak 15 persen, hotel dan apartemen servis 8 persen, perkantoran sewa 5 persen, dan perkantoran strata 2 persen.
Untuk diketahui, PT Pakuwon Jati Tbk merupakan pemilik, pengelola dan pengembang properti yang sudah berusia 39 tahun, dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1989.
Perseroan telah mengembangkan sejumlah portofolio di Surabaya, Jawa Timur, Jakarta, dan baru saja mengakuisisi hotel dan pusat perbelanjaan di Yogyakarta dan Solo.
Berikut portofolio properti yang dimiliki Perseroan:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.