Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2024, 13:00 WIB
Sasha Andini,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bunga krisan atau chrysanthemums populer di kalangan pencinta tanaman karena dikenal cantik.

Bunga krisan memiliki tampilanyang indah dengan kelopak yang banyak dan berbentuk unik serta tersedia dalam berbagai warna yang indah, dari pink, putih, merah, oranye, kuning, hingga ungu. 

Baca juga: 4 Penyebab Bunga Krisan Layu dan Cara Mengatasinya

Selain tampilannya yang indah, ternyata bunga krisan memiliki sejumlah manfaat. Bunga krisan ditemukan di Cina sejak abad ke 15 sebagai salah satu tanaman herbal.

Misalnya, rebusan akar bunga krisan dapat mengobati sakit kepala dan kelopak bunga krisan banyak dijadikan dalam minuman teh. 

Selain itu, bunga krisan dapat mengendalikan hama serangga di kebun serta mampu membersihkan udara. 

Masyarakat Tiongkok sendiri percaya bahwa bunga krisan memiliki “kekuatan kehidupan.” 

Tak heran, bunga krisan banyak ditanam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, lantaran kaya manfaat. 

Untuk mengenal lebih jauh, dilansir dari Epic Garden, Rabu (10/4/2024), berikut sejumlah fakta bunga krisan dan cara merawat bunga krisan agar terus mekar.  

Baca juga: Cara Menanam Bunga Krisan dari Pemilihan Lokasi sampai Panen

Asal usul bunga krisan

Ilustrasi bunga krisan.Shutterstock/Difadiful Ilustrasi bunga krisan.
Bunga krisan pertama kali didokumentasikan di Tiongkok sebagai ramuan berbunga pada abad ke-15 Sebelum Masehi (SM).

Ilustrasi paling awal tentang bunga krisan (sekitar abad ke-17 Masehi (M)) menggambarkan bunga kecil berwarna kuning.

Sekitar abad ke-8 M, bunga krisan diperkenalkan ke Jepang. Masuknya bunga krisan ke Jepang memicu dampak sangat besar hingga menjadi lambang kekaisaran dan festival di negeri Matahari Terbit itu. 

Salah satu dari lima hari festival kuno yang dirayakan orang Jepang disebut Festival Krisan. Pada 1600-an, bunga krisan diperkenalkan ke Eropa.

Hal ini membuat bunga krisan memiliki arti yang sangat berbeda dibanding di Tiongkok kuno. Bunga krisan kemudian dikenal sebagai bunga kematian karena digunakan hampir secara eksklusif untuk pemakaman dan peringatan.

Namun demikian, setelah diperkenalkan ke Eropa, bunga krisan secara resmi mendapatkan nama ilmiahnya, yakni Chrysos anthemon, berkat Carl Linnaeus pada 1753.

Chrysos anthemon berasal dari bahasa Yunani. Chrysos berartu emas dan anthemon buntuk bunga. Hal ini memberi petunjuk bunga krisan merupakan bunga emas kecil seperti yang digambarkan pada abad ke-17.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com