Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kesalahan yang Dilakukan Saat Membersihkan Rumah, Justru Bikin Kotor

Kompas.com - 17/01/2022, 22:24 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Membersihkan rumah perlu dilakukan secara rutin untuk membuatnya terlihat lebih bersih, sehat, dan terawat.

Sebuah penelitian yang dipublikasi dalam The Personality and Social Psychology Bulletin penampilan rumah merupakan refleksi dari keadaan pikiran pemiliknya. 

Baca juga: Membersihkan Rumah Ternyata Bisa Mengurangi Stres dan Cemas

Rumah yang bersih dan rapi dapat memberi kenyamanan dan ketenangan. Keadaan ini bisa mengurangi stres serta cemas yang dirasakan penghuni di dalamnya.

Namun, membersihkan rumah tidak bisa dilakukan asal-asalan karena ada beberapa cara pembersihan yang salah, yang akhirnya membuat rumah semakin kotor.

Nah, berikut beberapa kesalahan yang dilakukan saat membersihkan rumah, yang membuat semakin kotor dilansir dari Family Handyman, Senin (17/1/2022).

Menggunakan kain lap yang sama

Meski sudah disemprot cairan pembersih, menggunakan kain lap yang sama untuk membersihkan beberapa titik di rumah nyatanya malah membuat permukaan semakin kotor. 

Sebab, kain pembersih sudah menyimpan kotoran dari permukaan sebelumnya sehingga hanya akan menyebarkan kotoran ke permukaan lain yang diseka. Gunakan kain lap baru atau kain mikrofiber untuk setiap permukaan yang akan dibersihkan. 

Baca juga: Manfaat Kain Mikrofiber untuk Membersihkan Rumah

Memakai kemoceng bulu

Sediakan perlengkapan seperti kain lembut yang sudah dibasahi deterjen ringan, kemoceng atau penyedot debu, hingga hairdryer untuk membersihkan kipas angin tanpa dibongkar pasang.FREEPIK/JCOMP Sediakan perlengkapan seperti kain lembut yang sudah dibasahi deterjen ringan, kemoceng atau penyedot debu, hingga hairdryer untuk membersihkan kipas angin tanpa dibongkar pasang.

Kemoceng bulu tidak menghilangkan debu secara efektif. Kemoceng justru menyebarkan

 debu di sekitar permukaan atau mendorongnya ke permukaan lain dan tidak menghilangkannya.

Gunakan kain mikrofiber atau handuk kertas sekali pakai dengan laruran pembersih yang tepat berdasarkan permukaan yang akan dibersihkan.

Tidak membersihkan penyedot debu

Penyaring dalam penyedot debu atau vacuum cleaner perlu diganti atau dibersihkan secara rutin. Sebab, penyedot debu yang sudah dipenuhi debu tidak dapat mengambil debu dan kotoran sebanyak yang seharusnya karena daya hisap berkurang.

Selain itu, menyebabkan debu dan kotoran menjadi tertiup kembali ke udara. Untuk membersihkannya, ganti atau kosongkan kantung atau tabung penyedot debu dengan segera, lalu mengelap selang dan ventilasi dengan kain mikrofiber atau handuk kertas yang lembap. 

Baca juga: 6 Bahan Ramah Lingkungan yang Bisa Membersihkan Rumah

Mencuci semua peralatan dapur

Ilustrasi mesin pencuci piring, ilustrasi dishwasher.PIXABAY / onlynoodle Ilustrasi mesin pencuci piring, ilustrasi dishwasher.

Tidak semua peralatan dapur dapat dicuci secara bersamaan seperti pemeras bawang putih atau parutan. Sebab, peralatan ini memiliki sudut dan celah kecil yang sulit dicuci di mesin cuci, kecuali dicuci secara manual. 

Selain itu, makanan yang tersisa di dalam peralatan dapat menjadi berjamur dan masuk ke makanan ketika alat digunakan. 

Sikat toilet langsung ditaruh di tempatnya

Setelah selesai menyikat permukaan toilet, hindari langsung menaruh sikat toilet di tempatnya. Kelembapan dan kuman dari toilet dapat terperangkap di dalam tempat sikat dan berkembang biak.

Saat sikat digunakan kembali, kuman-kuman tersebut akan menempel kembali ke toilet. Sebaiknya, biarkan sikat toilet benar-benar kering setelah menggunakannya sebelum ditaruh di tempatnya.

Baca juga: Perhatikan 11 Hal Ini Sebelum Membeli Mesin Pencuci Piring

Tidak membersihkan wastafel

Ilustrasi kain pencuci piring.SHUTTERSTOCK / bluejava1 Ilustrasi kain pencuci piring.

Wastafel dapat menumbuhkan kuman dan bakteri dengan cepat karena memiliki lingkungan yang lembap dan makanan cenderung tersangkut di sana. 

Masalah ini semakin parah saat makanan atau genangan air dibiarkan tertinggal di wastafel, saluran pembuangan, atau pembuangan sampah.

Untuk itu, perlu membersihkan wastafel setelah digunakan dan menggunakan baking soda setiap minggu untuk membersihkan saluran pembuangan dan pembuangan sampah dari kuman.

Baca juga: Mulut Keran Wastafel Ternyata Membawa Kotoran Tersembunyi

Langsung menyemprot cairan pembersih

Hindari menyemprot cairan pembersih langsung ke furnitur, meja dapur, atau permukaan kaca karena akan menyebabkan penumpukan larutan serta menghaslikan noda garis pada barang-barang tersebut.

Selain itu, membuat debu dan kotoran bisa menempel lebih kuat. Cara tepat adalah  menyemprotkan larutan pembersih pada kain mikrofiber atau handuk kertas sekali pakai, kemudian usap ke permukaan secara perlahan. 

Baca juga: Membersihkan Rumah Ternyata Bisa Mengurangi Stres dan Cemas

Mencuci talenan di mesin pencuci piring

Sabun cuci piring dan air panas dapat menghilangkan residu makanan pada talenan. Namun, celah-celah di talenan kayu dan plastik bisa menjebak partikel makanan mikroskopis.

Bakteri tersebut dapat berkembang biak dan berpindah ke makanan apa pun yang tengah disiapkan di talenan.

Cara tepat membersihkan talenan adalah merendamnya dalam hidrogen peroksida atau larutan pemutih, lalu bilas dengan air, dan keringkan. Untuk larutan pemutih, gunakan campuran yang terdiri atas dua sendok makan pemutih dan 3,7 liter air.

Hindari membersihkan talenan menggunakan mesin pencuci piring. Sebab, talenan kayu dapat melengkung dan retak. Sementara talenan plastik dapat meleleh karena air panas dan lingkungan yang beruap di dalam mesin pencuci piring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com