Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu yang Anaknya Dipaksa Sekolah di Nigeria, Tak Tahunya Malah Diculik

Kompas.com - 09/03/2024, 14:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

ABUJA, KOMPAS.com - Seorang ibu di Nigeria ini menangis karena anaknya jadi salah satu korban penculikan massal di salah satu sekolah.

Safiya Kuriga (7) dan sekitar 300 siswa lainnya di negara bagian Kaduna Nigeria utara adalah korban penculikan oleh kelompok bersenjata yang memasuki sekolah Safiya pada Kamis (7/3/2024).

Khadiya Kuriga, ibu Safiya menceritakan bahwa sebelumnya dia memaksa anaknya untuk pergi ke sekolah. Padahal Safiya mengeluh merasa demam.

Baca juga: Kelompok Bersenjata Nigeria Culik Lebih dari 200 Siswa

"Saya memaksanya untuk pergi ke sekolah pagi itu meskipun dia mengeluh kepada saya karena demam," kata Khadiya Kuriga yang terisak-isak kepada Reuters melalui telepon dari kota Kuriga.

"Kami menangis sejak kemarin. Anak-anak kami lapar," imbuh dia.

Menurut otoritas sekolah pada Jumat (8/3/2024), orang-orang bersenjata menangkap lebih dari 300 anak sekolah dasar dan menengah berusia antara tujuh dan 15 tahun.

"Beberapa siswa kemudian dibebaskan sementara beberapa lainnya melarikan diri, menyebabkan sedikitnya 286 orang hilang," kata Salisu Abubakar, seorang guru di Sekolah Otoritas Pendidikan Pemerintah Daerah.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan massal pertama di sekolah di Nigeria sejak Juli 2021, ketika orang-orang bersenjata menangkap sekitar 150 anak.

Presiden Nigeria Bola Tinubu mengatakan telah mengarahkan badan keamanan dan intelijen untuk menyelamatkan anak-anak tersebut dan memastikan keadilan ditegakkan terhadap para pelaku.

Baca juga: Nasib Nahas Aktivis Meksiko, Cari Saudaranya yang Hilang Malah Ikut Diculik dan Dihilangkan

Penculikan di sekolah-sekolah di Nigeria pertama kali dilakukan oleh kelompok milisi Boko Haram, yang menangkap lebih dari 200 siswa dari sebuah sekolah perempuan di Chibok di negara bagian Borno satu dekade lalu.

Namun taktik tersebut telah diadopsi oleh geng-geng kriminal tanpa afiliasi ideologis apa pun yang mencari pembayaran uang tebusan, menurut pihak berwenang.

Aminu Abdullahi (13) mengatakan, orang-orang bersenjata itu berjumlah sekitar 50 orang dan melepaskan tembakan ke udara ketika mereka memasuki sekolah.

Dia beruntung karena dia berlari ke semak-semak untuk bersembunyi sampai orang-orang bersenjata itu pergi bersama banyak teman sekolahnya.

"Mereka datang dengan sepeda motor membawa senjata, beberapa dari mereka mengenakan seragam militer berdiri dan berteriak 'Kalian semua harus berhenti' sambil menembak ke udara," kata Aminu, seraya menambahkan bahwa ia berhasil melarikan diri dari pengejarnya dan kembali ke rumah.

Baca juga: Bom Rakitan Renggut 6 Nyawa di Nigeria, 4 Masih Anak-anak

Ali (8) juga berhasil melarikan diri, tetapi tidak setelah ia dibawa jauh ke dalam semak-semak oleh para penculik.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com