Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-716 Serangan Rusia ke Ukraina: 3 Tewas di Perbatasan | Metode Perang Panglima Baru

Kompas.com - 10/02/2024, 14:38 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Perang Rusia-Ukraina masih terus berlanjut. Bahkan sudah memasuki hari ke-716 pada Jumat (9/2/2024).

Pada hari Jumat kemarin, terjadi serangan dari Rusia di Ukraina hingga menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai empat orang lainnya.

Sementara itu, Panglima Militer Ukraina yang baru coba mengubah metode perang untuk melawan Rusia.

Baca juga: 7 Warga Ukraina Tewas akibat Serangan Drone Rusia, 3 Korban Masih Anak-anak

Berikut ini rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-716 dikutip dari kantor berita AFP.

1. Serangan Rusia di Ukraina menewaskan tiga orang

Ukraina pada hari Jumat (9/2/2024) mengatakan bahwa serangan Rusia di wilayah timur laut Sumy menewaskan tiga orang dan melukai empat lainnya.

Wilayah Sumy berbatasan dengan Rusia dan telah menjadi sasaran invasi Rusia selama hampir dua tahun, namun jauh dari titik pertempuran.

"Tiga orang tewas dan empat luka-luka akibat serangan udara Rusia di wilayah Sumy," kata Menteri Dalam Negeri Ukraina, Igor Klymenko, melalui Telegram.

Dia mengatakan para korban berada di sebuah bengkel sebuah perusahaan pertanian di desa yang terkena serangan.

Klymenko mengatakan Rusia meluncurkan tujuh rudal di distrik Sumy.

"Polisi dan tim penyelamat berupaya mengatasi dampak dari penembakan tersebut," kata Klymenko.

Baca juga: Ternyata Ini Alasan Remaja Amerika Pakai Narkoba dan Minum Miras

Pasukan Rusia memasuki Sumy tetapi berhasil dipukul mundur pada awal invasi mereka pada 2022.

2. Panglima Militer Ukraina yang baru jelaskan metode perang

Panglima Militer Ukraina yang baru Kyiv Oleksandr Syrsky pada Jumat (9/2/2024) dalam komentar pertamanya mengatakan bahwa Tentara Ukraina perlu mengubah metode mereka untuk memenangkan perang melawan Rusia.

Pria berusia 58 tahun itu menggantikan komandan Valery Zaluzhny minggu ini dalam perombakan terbesar dalam kepemimpinan militer Ukraina sejak invasi Rusia dimulai hampir dua tahun lalu.

Jenderal veteran ini menghadapi segudang masalah, salah satunya adalah garis depan yang menemui jalan buntu sepanjang 1.000 kilometer dan hampir tidak bergerak dalam pertempuran selama lebih dari setahun.

"Hanya perubahan dan perbaikan terus-menerus dalam cara dan metode peperangan yang akan memungkinkan kita berhasil di jalur ini," kata Syrsky dalam sebuah postingan di media sosial.

"Tentara membutuhkan perencanaan yang jelas dan rinci," katanya.

Baca juga: PM Israel Perintahkan Tentaranya Evakuasi Warga Sipil di Rafah, padahal Ada 1,3 Juta Orang

Ia juga mengatakan bahwa semua itu perlu dengan mempertimbangkan kebutuhan garis depan akan senjata terbaru yang dipasok oleh mitra internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com