Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia diambil alih oleh pasukan Rusia pada Maret 2022, satu bulan setelah Moskwa melancarkan invasi ke Ukraina, dan enam reaktornya telah ditutup.
Karena PLTN tersebut sekarang dikelola oleh staf yang berkewarganegaraan Rusia, tidak jelas berapa banyak orang yang terkena dampak tatanan baru ini.
Namun pertempuran sengit di wilayah tersebut dan pemadaman listrik telah menimbulkan kekhawatiran internasional karena pembangkit listrik tersebut masih membutuhkan listrik dan air untuk mendinginkan sistemnya.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Kamis, Panglima Militer Ukraina Valery Zaluzhny mengatakan, Ukraina mungkin terpaksa menyesuaikan strategi militernya karena berkurangnya bantuan luar negeri.
Zaluzhny, yang dilaporkan berselisih dengan Presiden Volodymyr Zelensky, mengatakan dalam sebuah opini untuk CNN bahwa sekutu utama Ukraina sedang “bergulat” mengenai dukungan masa depan untuk Kyiv .
“Kita harus menghadapi berkurangnya dukungan militer dari sekutu-sekutu utama, dan bergulat dengan ketegangan politik mereka sendiri,” kata Zaluzhny, yang menjabat sebagai panglima tertinggi Ukraina.
Namun, di saat yang sama, para pemimpin Uni Eropa berhasil mengatasi penolakan lama dari Hongaria untuk menyetujui paket bantuan lain untuk Ukraina pada Kamis.
Meski begitu, dukungan dari AS memang masih diragukan karena perdebatan di Kongres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.