Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel: Lokasi Kepala Hamas Telah Diketahui, tapi Masih Pakai Sandera sebagai Perisai

Kompas.com - 10/01/2024, 21:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Militer Israel mengeklaim mengetahui lokasi pemimpin Hamas Yahya Sinwar, tetapi belum melancarkan serangan terhadapnya.

Ini karena Sinwar disebut masih menggunakan sandera Israel sebagai perisai manusia, demikian menurut beberapa laporan di media Israel.

Israel telah secara terbuka mencari Sinwar di Gaza selatan selama berminggu-minggu. Laporan-laporan yang menyatakan bahwa ia berada di suatu tempat di dalam labirin terowongan Hamas di bawah kota Khan Younis.

Baca juga: Israel Sebut 185 Tentaranya Tewas dalam Perang Lawan Hamas di Gaza

Namun, IDF menolak untuk mengomentari laporan bahwa mereka mengetahui lokasi pemimpin teroris tersebut.

"Laporan-laporan yang keluar dari Israel selama dua hari terakhir ini menggemakan apa yang telah saya dengar selama beberapa minggu," kata Jonathan Schanzer, wakil presiden Foundation for Defense of Democracies, kepada The Times of Israel. "Israel menyebut bahwa Yahya Sinwar bersembunyi."

Israel meyakini bahwa setidaknya ada 133 sandera Israel dan warga asing yang ditahan di Gaza, meskipun tidak jelas berapa banyak dari mereka yang masih hidup.

Militer Israel mengetahui lokasi pemimpin Hamas Yahya Sinwar, tetapi belum melancarkan serangan terhadapnya karena dia menggunakan sandera Israel sebagai perisai manusia.

Pasukan Israel mengambil alih kompleks pribadi Sinwar di Gaza beberapa minggu yang lalu, tetapi mengatakan bahwa pemimpin Hamas tersebut telah lama meninggalkan tempat tinggalnya.

Laporan dari beberapa sandera yang telah dibebaskan mengatakan bahwa Sinwar bertemu dengan mereka beberapa hari setelah mereka dibawa dari Israel ke Gaza.

"Sinwar bersama kami tiga-empat hari setelah kami tiba di sana," kata Yocheved Lifshitz, 85 tahun, kepada kantor berita Davar. "Saya bertanya kepadanya apakah dia tidak malu, melakukan hal seperti itu kepada orang-orang yang selama bertahun-tahun mendukung perdamaian? Dia tidak menjawab. Dia diam saja."

Baca juga: Kunjungi Israel, Blinken Katakan Jumlah Korban Warga Sipil di Gaza Terlalu Banyak, Dorong Perdamaian Abadi

Laporan-laporan tentang Sinwar juga mengindikasikan bahwa Israel mengetahui lokasi setidaknya beberapa sandera Israel yang tersisa.

Kedua belah pihak saat ini sedang terlibat dalam negosiasi mengenai kemungkinan pertukaran sandera putaran kedua.

Hamas menyatakan ketertarikannya untuk menukar 40 sandera Israel dengan 120 orang Palestina yang ditahan di penjara Israel pekan lalu, tetapi Israel menolak kesepakatan tersebut.

Baca juga: Tokoh Sentral Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Suriah

Para negosiator Hamas juga menjadi dingin minggu lalu setelah salah satu pemimpinnya, Saleh al-Arouri, terbunuh dalam sebuah ledakan di Beirut, Lebanon. Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com