Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI Pemegang Working Holiday Visa Kembali Tewas Kecelakaan di Australia

Kompas.com - 25/12/2023, 12:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

GUNNEDAH, KOMPAS.com - Dua perempuan dan satu laki-laki tewas setelah mobil mereka menabrak pohon di Gunnedah, kawasan pedalaman di negara bagian New South Wales dengan ibu kota Sydney.

Pihak kepolisian NSW mengatakan, layanan darurat datang ke lokasi setelah menerima laporan adanya kecelakaan kendaraan, Rabu (20/12/2023) sekitar pukul 6.30 pagi.

Tiga penumpang di kursi belakang, semuanya berusia 20-an, tewas di lokasi kejadian.

Baca juga: 4 WNI Kecelakaan di Australia, 1 Tewas dan 3 Orang Luka Parah

Polisi mengatakan, pengemudi pria berusia 24 tahun itu tidak terluka dan dibawa ke rumah sakit Tamworth untuk menjalani pemeriksaan.

Sementara seorang penumpang di kursi depan, diketahui seorang perempuan, langsung ditangani oleh paramedis dan diterbangkan ke rumah sakit.

Petugas khusus penyelidikan diterjunkan ke lokasi kecelakaan untuk bisa bekerja bersama pihak kepolisian.ABC NEW ENGLAND NORTH WEST/PETER SANDERS via ABC INDONESIA Petugas khusus penyelidikan diterjunkan ke lokasi kecelakaan untuk bisa bekerja bersama pihak kepolisian.
Kepada ABC Indonesia, staf protokol konsuler Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney Arya Putubaya mengonfirmasi bahwa kelima korban kecelakaan ini adalah warga negara Indonesia pemegang Working Holiday Visa (WHV).

Menurut komunikasi dengan pihak keluarga, ia mengatakan, rata-rata para korban adalah pemegang WHV tahun kedua.

"Kami sudah menyampaikan berita duka dan berita kecelakaan kepada keluarga korban di Indonesia," ujar Arya kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

"Dalam hal ini KJRI menyampaikan siap membantu apapun keputusan keluarga... untuk pemulangan jenazah... atau yang masih dirawat misalkan keluarganya akan berkunjung ke Australia untuk mendampingi."

Komandan Kepolisian Distrik Oxley Inspektur Bruce Grassick mengatakan, penyebab kecelakaan masih belum diketahui, termasuk apakah penumpang mengenakan sabuk pengaman.

"Ini baru tahap awal," katanya.

"Saat kejadian sedang hujan, sehingga ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab kecelakaan, tapi masih belum ditentukan secara pasti hingga saat ini."

Baca juga: Diaspora Indonesia di Australia Galang Dana untuk WNI Korban Kecelakaan Mobil di Australia Selatan

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ABC Indonesia Official Page (@abcindonesia)

Sedang menuju ke tempat kerja

Arya mengatakan, kelima WNI tersebut sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja mereka di perusahaan produk peternakan.

Dua korban yang selamat dirawat di dua rumah sakit yang berbeda, yaitu John Hunter Hospital di Newcastle dan Tamworth Hospital di Tamworth.

"Sorenya itu (hari Rabu) kami mendapat info... Alhamdulillah keadaan korban membaik, dari pertama waktu di airlift dari TKP," ujar Arya mengenai WNI yang dirawat di Newcastle.

"Infonya korban yang dirawat itu sudah siuman, sudah sadar, dan bisa berkomunikasi."

Sebelumnya, dilaporkan bahwa salah satu penumpang yang selamat harus dibantu dikeluarkan dari mobil untuk dibawa ke rumah sakit karena dalam kondisi kritis.

Pihak kepolisian mengatakan, para korban yang terlibat kecelakaan lalu lintas tersebut diketahui sedang dalam perjalanan kerja.ABC NEWS via ABC INDONESIA Pihak kepolisian mengatakan, para korban yang terlibat kecelakaan lalu lintas tersebut diketahui sedang dalam perjalanan kerja.
Sementara itu, Inspektur Kepolisian NSW Bruce mengatakan, pengemudi laki-laki yang dirawat di Rumah Sakit Tamworth "mengalami beberapa luka ringan."

"Pengemudi laki-laki dapat dievakuasi tanpa masalah apa pun," katanya.

Pihak kepolisian akan memeriksa bagaimana mobil tersebut bisa berakhir di seberang jalan.

Kecelakaan yang melibatkan WNI pemegang WHV bukan yang pertama kalinya terjadi tahun ini, dengan dua kecelakaan yang berbeda di Australia Selatan terjadi pada bulan Juli dan Oktober.

Melihat hal ini, Arya mengatakan, pihaknya sempat meminta kepada Pemerintah Australia untuk mewajibkan asuransi bagi pemegang WHV, namun masih dipertimbangkan.

Baca juga: Armitha Seha Safitri, WNI Asal Malang yang Kecelakaan di Australia, Meninggal Usai Kritis 5 Hari

Imbauan hati-hati di jalan

Arya mengimbau pengemudi asal Indonesia untuk berhati-hati di jalan di Australia.

"Hati-hati berkendara khususnya di long weekend (akhir pekan panjang) dan musim libur ini," katanya.

"Kalau misal memang capek, berhenti, jangan speeding (mengebut), dan selalu mematuhi aturan yang berlaku."

Ia pun meminta pemegang WHV untuk melengkapi diri dengan asuransi, "karena itu akan membantu semua orang."

Dalam konferensi pers Komisaris Polisi Karen Webb mengatakan, jumlah korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas di negara bagian New South Wales tahun ini termasuk yang tertinggi dalam satu dekade terakhir.

"Sayangnya, jumlah korban jiwa sepanjang tahun ini sudah mencapai 352 nyawa," katanya.

Dibandingkan dengan tahun lalu, ada tambahan 73 orang meninggal di jalanan di NSW.

Ia menjelaskan 70 persen nyawa yang hilang dalam kecelakaan lalu lintas terjadi di daerah regional, atau kawasan pedalaman dan pedesaan.

Baca juga: Yudi Saputra, WNI yang Hilang di Los Angeles AS, Ditemukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com