Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI di Gaza, Bertahan di Tengah Perang Israel-Hamas

Kompas.com - 15/11/2023, 23:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Ayu Purwaningsih/DW Indonesia

GAZA, KOMPAS.com - "Saya dan juga dua relawan MER-C lainnya memilih untuk menetap di Gaza mengingat kami akan terus membantu warga Gaza, yang saat ini banyak sekali membutuhkan bantuan-bantuan dan juga terkhusus kita akan membantu juga ke Rumah Sakit Indonesia yang sampai saat ini, warga-warga yang mengalami luka-luka terus dilarikan ke rumah sakit Indonesia," ujar relawan MER-C di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Fikri Rofiul Haq.

Ia memilih bertahan di Gaza bersama rekan-rekannya, sementara warga lain telah mengungsi di tengah kemelut yang berkecamuk di Gaza.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia menegaskan, RS Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza.

Baca juga: Cerita WNI Menanti Evakuasi dari Jalur Gaza di Tengah Serangan Israel

Beberapa waktu lalu ketika tank-tank masuk ke jalur Gaza, Fikri dan rekan-rekan Indonesia lainnya sempat memikirkan bagaimana keputusan yang harus diambil, tetap bertahan atau mengungsi.

"Jawaban saya tegas: Kami akan tetap terus tinggal, akan tetap terus berada di Jalur Gaza, karena kalau kami mengungsi tidak ada perwakilan dari Indonesia lagi, terutama perwakilan di Rumah Sakit Indonesia untuk membantu warga Gaza, yang sampai saat ini masih membutuhkan bantuan", tutur Fikri.

Dukungan keluarga

Fikri bercerita, keluarganya juga mendukung keputusannya untuk memilih bertahan di Gaza. Juga tim MER-C pusat mendukung dan juga terus mendoakan keselamatan bagi para WNI dan juga keselamatan bagi warga Gaza.

"Dan juga terlebih ayah saya sendiri sangat mendukung, di mana memang sudah sepuluh tahun menjadi relawan MER-C yang berada di Jalur Gaza semenjak 2012 sampai 2020," tambah Fikri.

Ia mengakui terlintas kadang ada rasa takut, tapi karena sudah tiga tahun menjadi tim relawan MER-C semenjak 2020, ia merasa lebih berpengalaman dalam mengatasi rasa takut tersebut.

"Pada 2021 juga sudah terjadi peperangan yang cukup besar selama 11 hari. Pada saat itu memang saya mengalami stres dan ketakutan sangat besar. Namun, hari demi hari kami mencoba membiasakan diri dengan situasi sampai saat ini dan juga alhamdulillah sampai saat ini situasi dan juga mental kami masih terus semangat untuk membantu warga Palestina,” tandasnya.

Sebetulnya, relawan MER-C mempunyai tempat beristirahat di Wisma Indonesia, tapi menurut Fikri, beberapa waktu lalu serangan-serangan bom Israel begitu gencar, sehingga membuat kerusakan pada wisma.

Oleh sebab itu ia memutuskan untuk mengungsi ke ruang bawah tanah milik Rumah Sakit Indonesia, namun masih terus bolak-balik ke Wisma Indonesia untuk sekadar makan dan juga aktivitas lainnya.

Baca juga: Cerita WNI di Gaza Saat Perang Hamas-Israel, Terbangun oleh Suara Rudal

Langkanya air bersih

Fikri menceritakan, saat ini persediaan air bersih di Gaza begitu langka. "Kami sudah kehabisan stok air bersih, di mana kami harus mengambil stok air bersih ke Rumah Sakit Indonesia. Dan juga para warga di sekitar sini, dan ada tiga sekolah yang ada di sekitar Rumah Sakit Indonesia mereka semua mengambil air bersih ke Rumah Sakit Indonesia.”

Sementara untuk makan, ia dan rekan-rekannya mengandalkan bantuan yang masuk ke Gaza. "Tim MER-C yang ada di sini sempat menahan rasa lapar untuk terus bekerja, untuk terus membantu, untuk terus meng-update situasi-situasi di sini,” papar Fikri.

Fikri bercerita, pihak militer Israel mengebom lokasi di sekitar area Rumah Sakit Indonesia, sehingga banyak sekali debu ataupun serpihan roket ataupun besi yang masuk ke area Rumah Sakit Indonesia.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com