Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI Menanti Evakuasi dari Jalur Gaza di Tengah Serangan Israel

Kompas.com - 13/10/2023, 10:24 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan rencana evakuasi ratusan warga Indonesia yang berada di wilayah Gaza ataupun di Israel. Namun, upaya itu menghadapi beragam tantangan di tengah misi "pengepungan total" Israel ke Jalur Gaza, rumah bagi 2,2 juta warga sipil.

Di Israel, terdapat 38 WNI yang menetap dan 94 pelajar atau mahasiswa yang sedang pelatihan.

Mereka rencananya akan dievakuasi melalui jalur darat menuju wilayah Yordania.

Baca juga: PBB: 423.378 Warga Gaza Mengungsi, 2.835 Unit Tempat Tinggal Hancur

“Teknis juga sedang difinalisasikan karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Duta Besar Indonesia untuk Yordania dan Palestina, Ade Padmo Sarwono, kepada BBC News Indonesia, Kamis (12/10/2023).

Sementara itu, di Jalur Gaza, terdapat 10 WNI yang mayoritas menjadi relawan kemanusiaan, dari total 45 WNI di Palestina.

Upaya untuk mengevakuasi mereka yang ingin meninggalkan wilayah itu masih belum memungkinkan karena pintu perbatasan di Rafah, jalan satu-satunya ke Mesir, ditutup akibat serangan udara oleh Israel, lanjut Ade Padmo.

Ditambah lagi, kata seorang WNI yang menjadi relawan di Gaza, Abdillah Onim, situasi belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan.

“Bom sana-sini dan akses jalan hancur, rusak,” katanya.

Pengamat Timur Tengah menganalisis, eskalasi perang antara Israel dan kelompok Hamas yang mengendalikan wilayah Jalur Gaza akan semakin memanas ke depannya.

Ditambah lagi, ujarnya, adanya potensi intervensi dari pihak ketiga dalam konflik yang telah berlangsung selama enam hari itu, seperti kelompok Hezbollah, Iran, hingga terpecahnya sikap negara besar dunia.

Dampaknya, proses evakuasi WNI akan semakin sulit untuk dilakukan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Jalur Gaza

Mengapa WNI hingga kini belum dievakuasi dari Gaza?

Serangan yang dilakukan oleh Israel ke wilayah Jalur Gaza telah berlangsung hampir sepekan, sejak Sabtu, 7 Oktober 2023.

Aksi itu merupakan respons atas serangan ratusan milisi Hamas ke wilayah bagian selatan Israel.

Korban jiwa dari kedua pihak telah mencapai lebih dari 2.500 orang.

Baca juga: UPDATE Perang Hamas-Israel, 2.837 Orang Tewas, 9,912 Terluka

Kini, Jalur Gaza berada dalam "pengepungan total" oleh militer Israel. Mereka memutus aliran listrik serta memblokade bantuan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan lainnya.

Fikri Rofiul Haq, seorang WNI yang menjadi relawan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, merasakan dampak besar dari pengepungan total Israel.

Fikri mengatakan, dia dan rekan WNI lainnya hingga kini belum bisa dievakuasi.

“Kami sudah dikontak KBRI Amman, KBRI Kairo, dan Kemenlu untuk segera evakuasi. Kami juga belum bisa mengevakuasi diri karena pintu perbatasan di Jalur Gaza masih ditutup,” kata Fikri.

Israel telah menutup penyeberangan Erez di bagian utara Jalur Gaza tanpa batas waktu.

Lalu, Penyeberangan Rafah, yang merupakan pintu keluar utama dari Gaza ke Mesir, telah ditutup sejak Selasa (10/10/2023) setelah pengeboman Israel.

Relawan dari Nusantara Palestina Center di Gaza, Abdillah Onim.Dok. ABDILLAH ONIM via BBC NEWS INDONESIA Relawan dari Nusantara Palestina Center di Gaza, Abdillah Onim.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com