Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Rumah Sakit Al-Shifa Gaza Jadi Tempat Pertumpahan Darah

Kompas.com - 17/12/2023, 22:00 WIB
Albertus Adit,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Unit Gawat Darurat (UGD) di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza sebagai tempat "pertumpahan darah".

Ini karena banyaknya pasien terluka yang terus berdatangan akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (17/12/2023), WHO pun menyerukan bahwa rRS Al-Shifa sekarang membutuhkan pertolongan.

Baca juga: Netanyahu: Negosiasi Baru dengan Hamas sedang Berlangsung

Bantuan yang diperlukan rumah sakit bukan hanya tenaga medis, melainkan juga berbagai pasokan lain, termasuk tabung oksigen, obat-obatan, bahan bakar minyak, serta makanan dan air.

Sebelumnya, tim dari WHO dan PBB lainnya telah berhasil mengirimkan pasokan medis ke rumah sakit tersebut pada Sabtu (16/12/2023). Namun, kebutuhannya masih kurang.

Ada puluhan ribu pengungsi yang sekarang menggunakan gedung rumah sakit dan lahannya untuk tempat berlindung.

Karena kelebihan kapasitas, RS Al-Shifa kini kekurangan pasokan pangan, medis, dan lain sebagainya.

"Tim WHO menggambarkan UGD RS ini sebagai tempat 'pertumpahan darah'. Sebab ada ratusan pasien terluka di dalamnya, dan setiap menit datang pasien baru," kata WHO, sebagaimana diberitakan AFP pada Minggu (17/12/2023).

Pasien dengan luka traumatis bahkan harus dijahit di lantai. Jadi, RS Al-Syifa sudah tidak memberlakukan SOP di UGD.

Baca juga: Kapal Perang Inggris Tembak Jatuh Drone Serang di Laut Merah

Lantaran staf medis minim dan ruang operasi yang tak lagi berfungsi karena kekurangan, pasien kritis di RS Al Syifa terpaksa harus dipindahkan ke Rumah Sakit Al-Ahli Arab untuk tindakan operasi. 

Selain itu, RS tersebut kini hanya bisa melayani 30 pasiena cuci darah setiap harinya.

Perlu diketahui, hampir semua infrastruktur kesehatan di Jalur Gaza terkena dampak akibat serangan Israel sejak perang pecah pada 7 Oktober lalu.

Israel menuduh Hamas menjalankan pusat komando di bawah rumah sakit yang memiliki perlindungan khusus berdasarkan hukum perang.

Meskipun ada penolakan berulang kali dari pejabat rumah sakit dan kelompok militan Palestina, tetapi tentara Israel tetap mengindahkannya.

WHO bakal memperkuat RS Al-Shifa dalam beberapa minggu mendatang agar dapat melanjutkan layanan dasarnya.

Hingga 20 ruang operasi di rumah sakit, serta layanan perawatan pasca operasi dapat diaktifkan kembali jika diberikan pasokan bahan bakar, oksigen, obat-obatan, makanan, dan air secara rutin beserta staf medis yang diperlukan.

Saat ini, Al-Ahli Arab adalah satu-satunya rumah sakit yang berfungsi sebagian di seluruh bagian utara Jalur Gaza.

Baca juga: Iran Eksekusi Mata-mata Mossad Israel karena Sebar Informasi Rahasia

Sementara tiga rumah sakit, yakni Al-Shifa, Al Awda dan Kompleks Medis Al Sahaba berfungsi minimal.

Selain itu, WHO juga prihatin terhadap RS Kamal Adwan. Pasalnya, Kementerian Kesehatan Hamas menyatakan pada 13 Desember, tentara Israel telah menembaki kamar pasien di fasilitas yang terkepung tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com