Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Keliru Bunuh Warganya Sendiri, Keluarga Minta Perang Segera Diakhiri

Kompas.com - 17/12/2023, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

YERUSALEM, KOMPAS.com - Tiga sandera Israel yang dibunuh secara keliru di Gaza oleh pasukan Israel, padahal mereka telah mengibarkan bendera putih. Ini disampaikan seorang pejabat militer pada Sabtu (16/12/2023), mengutip penyelidikan awal atas insiden yang mengguncang negara itu.

Seorang tentara melihat para sandera muncul puluhan meter dari pasukan Israel di Shejaiya, sebuah daerah pertempuran sengit di Gaza utara di mana Hamas beroperasi dengan pakaian sipil dan menggunakan taktik tipuan.

"Mereka semua tanpa baju dan mereka membawa tongkat dengan kain putih di atasnya. Tentara itu merasa terancam dan melepaskan tembakan. Dia menyatakan bahwa mereka adalah teroris. Mereka (tentara Israel) melepaskan tembakan. Dua (sandera) tewas seketika," kata pejabat itu kepada para wartawan dalam sebuah pengarahan melalui telepon, dilansir dari Reuters.

Baca juga: Israel Akui Jalankan Aktivitas Militer di RS Kamal Adwan di Gaza, Hamas Ungkap Dampaknya

Sandera ketiga terluka dan mundur ke sebuah bangunan di dekatnya di mana ia meminta bantuan dalam bahasa Ibrani.

"Komandan batalion segera mengeluarkan perintah gencatan senjata, tapi sekali lagi terjadi lagi tembakan ke arah orang ketiga dan dia juga tewas," kata pejabat itu.

"Ini bertentangan dengan aturan keterlibatan kami," tambahnya.

Pihak militer mengidentifikasi ketiga sandera yang tewas di Shejaiya, pinggiran timur Kota Gaza, sebagai Yotam Haim dan Alon Shamriz, yang diculik dari Kibbutz Kfar Aza, dan Samer Al-Talalka, yang diculik dari Kibbutz Nir Am di dekatnya.

Sekitar 300 orang melayat Al-Talalka, 25 tahun, di pemakamannya, di kampung halamannya di Hura, di Israel selatan.

"Kami memiliki begitu banyak harapan, ekspektasi, bahwa ia akan kembali kepada kami," kata sepupunya, Alaa Al-Talalka kepada lembaga penyiaran publik Israel, Kan, dari tenda duka di komunitas Badui.

"Kami tidak akan mulai menuding siapa yang bersalah dan siapa yang tidak. Ini bukan waktunya."

Baca juga: Ini Ragam Cara Hamas Memperoleh Uang

"Para keluarga hanya memikirkan bagaimana cara membawa pulang para sandera dalam keadaan hidup. Ini adalah waktu untuk meminta perang diakhiri," katanya.

Lebih dari 100 sandera masih berada di Gaza, tidak dapat berkomunikasi meskipun Israel telah meminta akses ke Palang Merah.

Baca juga: Jika Hamas Hancur, Israel Disebut Harus Ambil Alih Tanggung Jawab Memerintah Gaza

Lebih dari 100 wanita, anak-anak, remaja dan orang asing dibebaskan dalam kesepakatan yang dicapai pada akhir November. Sementara yang lainnya telah dinyatakan tewas oleh pihak berwenang Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com