Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Kompas.com - 10/12/2023, 13:00 WIB
Albertus Adit,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber AFP

LEBANON, KOMPAS.com - Militer Israel pada Jumat (8/12/2023) mengatakan, bahwa serangan pada Oktober di Lebanon yang menewaskan seorang jurnalis terjadi di zona pertempuran aktif.

Adapun serangan yang juga melukai enam jurnalis lain tersebut kini sedang dalam penyelidikan.

Seperti diberitakan AFP, ada tujuh jurnalis yang terkena dua serangan berturut-turut dari militer Israel pada 13 Oktober 2023.

Baca juga: 6 Poin Perkembangan Terkini Perang Israel-Hamas

Mereka kala itu tengah merekam bentrokan antara tentara Israel dan kelompok bersenjata di Lebanon selatan.

Hasil investigasi yang diterbitkan AFP pada Kamis (7/12/2023) menemukan bahwa serangan itu disengaja dan ditargetkan.

Jenis tank yang digunakan untuk menyerang para jurnalis juga hanya dimanfaatkan oleh tentara Israel.

Akibat serangan pertama itu, seorang jurnalis kantor berita Reuters berusia 37 tahun, Issam Abdallah tewas seketika.

Sedangkan enam lainnya terluka, termasuk fotografer AFP Christina Assi (28) yang kakinya harus diamputasi dan masih di rumah sakit.

Tentara Israel menyebut bahwa insiden tersebut terjadi saat gerakan Hezbollah Lebanon yang didukung Iran melancarkan serangan terhadap beberapa sasaran di Israel di sepanjang perbatasan Lebanon.

"Salah satu insiden itu melibatkan penembakan rudal anti-tank, yang menghantam pagar perbatasan dekat desa Hanita," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Pasukan Israel Gempur Gaza Selatan, Warga Sipil: Tak Ada Tempat Aman

Dikatakan pula bahwa insiden tersebut memicu kekhawatiran akan infiltrasi lintas batas ke Israel.

"Sebagai tanggapan, IDF (tentara Israel) menggunakan tembakan artileri dan tank untuk mencegah infiltrasi. IDF mengetahui klaim bahwa jurnalis yang berada di daerah tersebut terbunuh," terangnya lagi.

Namun, pihak militer Israel menyatakan bahwa daerah itu adalah zona pertempuran aktif dan berada di kawasan berbahaya.

"Insiden ini sedang ditinjau," imbuh pernyataan militer Israel.

Sementara Human Rights Watch mengatakan, serangan itu "tampaknya merupakan serangan yang disengaja terhadap warga sipil, yang merupakan kejahatan perang" dan "harus diadili".

Amnesty International juga menyatakan insiden itu kemungkinan merupakan serangan langsung dari Israel terhadap warga sipil yang harus diselidiki sebagai kejahatan perang.

Dari penyelidikan AFP menemukan tingkat kepastian yang tinggi bahwa tembakan tank tersebut berasal dari posisi militer di dekat desa Jordeikh, Israel.

Bahkan citra satelit juga menunjukkan tank-tank Israel beroperasi dari posisi tersebut pada saat itu.

Baca juga: Israel Tak Hiraukan PBB dan AS, Terus Serang Gaza dari Darat dan Udara

Sedangkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.

"Pemahaman saya adalah Israel telah memulai penyelidikan dan penting untuk memastikannya agar mencapai kesimpulan dan terlihat hasilnya," jelasnya pada Kamis (7/12/2023) usai AFP merilis laporan investigasi khusus atas insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com