Pejabat Qatar pada Selasa mengatakan, enam anak Ukraina yang diambil oleh Rusia setelah invasi Moskwa akan dipertemukan kembali dengan keluarganya setelah melalui mediasi negara Teluk itu.
Rusia dituduh mendeportasi secara paksa ribuan anak-anak Ukraina dari sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan di beberapa wilayah yang dikuasai pasukan Rusia.
Anak-anak tersebut, berusia antara delapan dan 15 tahun, adalah kelompok anak di bawah umur kedua yang dipulangkan melalui kedutaan Qatar di Moskwa.
Sebelumnya, empat anak dipulangkan pada bulan Oktober melalui kesepakatan yang dimediasi Doha antara Rusia dan Ukraina.
Ukraina pada Selasa mengatakan, sedang menyelidiki dugaan korupsi dalam pengadaan senjata.
Namun, mereka bersumpah tidak ada "penyalahgunaan" senjata Barat yang masuk ke negaranya untuk melawan invasi Rusia.
Kyiv selama berbulan-bulan telah berjanji kepada sekutunya di Uni Eropa bahwa mereka masih berkomitmen untuk memerangi korupsi, bahkan di masa perang.
Pengumuman tersebut juga disampaikan tiga bulan setelah Kyiv menunjuk menteri pertahanan baru, Rustem Umerov, menyusul tuduhan korupsi di angkatan bersenjata pada masa jabatan pendahulunya.
“Ada beberapa proses terkait pengadaan senjata,” kata Oleksandr Klymenko, kepala kantor kejaksaan antikorupsi Ukraina.
Perwakilan federasi olahraga internasional dan komite Olimpiade nasional pada Selasa menyerukan agar atlet Rusia dan Belarus diterima di bawah bendera netral untuk Olimpiade 2024 di Paris sesegera mungkin.
Selama KTT Olimpiade di Lausanne, perwakilan atlet juga meminta “kejelasan” mengenai masalah ini, menurut pernyataan yang diterbitkan setelah pertemuan tersebut.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) masih harus membuat keputusan akhir mengenai apakah atlet dari Rusia dan Belarus, sekutu utama Moskwa dalam serangannya terhadap Ukraina, akan diizinkan berkompetisi pada musim panas mendatang.
Amerika Serikat mengumumkan sanksi pada Selasa terhadap kepala Palang Merah Belarus.
AS menuduhnya terlibat dalam deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.
Sejak invasinya ke Ukraina dimulai pada Februari 2022, Rusia dituduh mendeportasi secara paksa ribuan anak-anak Ukraina –dengan dukungan Belarusia– dari sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan di beberapa wilayah yang dikuasai pasukan Rusia.