BEIJING, KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Sabtu (2/12/2023) menyerukan kepada negara-negara untuk menyelamatkan ratusan warga Rohingya yang katanya terperangkap di atas dua kapal tidak layak berlayar di Laut Andaman.
Ribuan warga Rohingya yang sebagian besar beragama Islam telah mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dalam perjalanan laut yang panjang dan mahal untuk mencapai Malaysia atau Indonesia.
Mereka menjadi korban persekusi di Myanmar. Warga Rohingya seringkali berlayar dengan kapal yang kondisinya tidak layak.
Baca juga: Penempatan Rohingya di Aceh Menunggu Keputusan Pemerintah Pusat
Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) pada Sabtu menyerukan kepada negara-negara terdekat untuk dapat segera mengerahkan kapasitas pencarian dan penyelamatan penuh sebagai tanggapan atas kapal-kapal yang dilaporkan berada dalam bahaya dengan ratusan Rohingya yang berisiko tenggelam.
"Dua kapal yang penuh sesak dan membawa sekitar 400 penumpang mengalami kerusakan mesin, dan orang-orang sekarang terombang-ambing di kapal yang tidak layak berlayar di Laut Andaman," kata UNHCR setelah menerima informasi dari berbagai sumber
Menurut mereka, makanan dan air yang dimiliki warga Rohingya di kapal tersebut mungkin akan habis.
"Ada risiko kematian yang signifikan dalam beberapa hari mendatang jika orang-orang tidak diselamatkan dan diturunkan ke tempat yang aman," jelas UNHCR, sebagaimana dikutip dari AFP.
Namun, lokasi pasti kapal-kapal tersebut tidak diketahui dan tidak jelas kapan atau dari mana tepatnya mereka berangkat.
Baca juga: Mengenal Siapa Itu Pengungsi Rohingya dan Kenapa Banyak Menuju Indonesia
Kamp-kamp pengungsian di Bangladesh menjadi rumah bagi sekitar satu juta warga Rohingya, yang sebagian besar melarikan diri dari negara tetangga Myanmar setelah penumpasan militer pada 2017.
Tetapi, kondisi kamp-kamp yang penuh sesak telah memaksa banyak dari mereka untuk mengungsi lagi.
Seruan UNHCR ini muncul di tengah lonjakan perjalanan menuju provinsi Aceh di Indonesia dengan lebih dari 1.000 warga Rohingya yang tiba dalam gelombang terbesar sejak penumpasan tahun 2017.
Mereka berarti telah menempuh perjalanan sejauh 1.800 kilometer dari Bangladesh menuju Aceh.
Menurut UNHCR, lebih dari 3.500 orang Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara pada 2022.
Berdasarkan perkiraan mereka, hampir 350 orang Rohingya meninggal atau hilang tahun lalu ketika mencoba menyeberangi lautan yang berbahaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.