Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan Sekutu Rancang Gagasan Skenario jika Israel Gulingkan Hamas

Kompas.com - 04/11/2023, 20:57 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ketika pasukan Israel membombardir Hamas di Jalur Gaza, para pejabat tinggi di dunia mulai mengambil ancang-ancang mendiskusikan beragam skenario terkait masa depan Gaza jika Hamas digulingkan.

Amerika Serikat (AS), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Timur Tengah, dan sejumlah negara lain di dunia urun rembuk. Namun, ternyata tantangan yang mereka lihat ke depan sangat menakutkan.

Skenario-skenario tersebut di antaranya menempatkan pasukan multinasional di Gaza pasca- konflik, dibentuknya pemerintahan administrasi sementara yang dipimpin oleh Palestina tanpa Hamas.

Baca juga: 5 Poin Perkembangan Terkini Perang Hamas-Israel

 

Selain itu juga pembagian peran sementara di antara negara-negara Arab tetangga dalam masalah keamanan dan tata kelola, serta pengawasan sementara oleh PBB atas wilayah tersebut, menurut sumber yang mengetahui masalah ini.

Proses pembahasan skenario tersebut masih berada pada tahap yang disebut oleh sumber AS lainnya sebagai “tahap mengambangnya ide” yang bersifat informal.

Pertanyaan kuncinya mencakup apakah Israel dapat menghancurkan Hamas seperti yang mereka janjikan dan apakah AS, sekutu Baratnya, dan pemerintah Arab akan mengerahkan personel militer untuk berdiri di antara Israel dan Palestina, menghapus keengganan yang sudah lama ada untuk melakukan hal tersebut.

Gedung Putih mengatakan pada Rabu (1/11/2023) bahwa “tidak ada rencana atau niat” untuk menempatkan pasukan AS di Gaza.

Ketika perdebatan mendapat momentum, otoritas kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 9.000 orang tewas di wilayah yang terbentang sepanjang 25 mil, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta warga Palestina.

Lebih dari separuh penduduk Gaza mengungsi, rumah sakit penuh sesak, kekurangan listrik dan obat-obatan, membuat para korban luka tidak bisa pulang, dan tempat pemakaman sudah penuh sesak.

Baca juga: Serangan Israel di Sekolah Gaza Tewaskan 20 Orang

Juga tidak jelas apakah Otoritas Palestina (PA), yang memiliki otonomi terbatas di wilayah pendudukan Tepi Barat sementara Hamas menguasai Gaza, akan mampu atau bersedia untuk mengambil alih.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (31/10/2023) mengutarakan prospek “revitalisasi” PA. Namun pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas saat ini terbelit tuduhan korupsi dan salah urus.

Entitas mana pun yang berupaya menerapkan otoritas di Gaza pascaperang juga harus menghadapi kesan di kalangan warga Palestina bahwa mereka terkait dengan Israel.

Serangan Israel terhadap Hamas dilakukan sebagai pembalasan atas serangan dahsyat pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang di Israel selatan.

Sekalipun kepemimpinan Hamas digulingkan, mustahil untuk menghilangkan sentimen pro-militan dari penduduk Gaza, sehingga meningkatkan ancaman serangan baru, termasuk bom bunuh diri, terhadap siapa pun yang mengambil alih kekuasaan.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com