Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Serang Kamp Pengungsi Gaza, Klaim Tewaskan Komandan Hamas

Kompas.com - 01/11/2023, 18:36 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Kami menangani (pasien) satu jam sekali, karena kami tidak tahu kapan kami akan menerima pasien. Beberapa kali kami harus menyiapkan ruang bedah di koridor dan bahkan terkadang di ruang tunggu rumah sakit," kata Dr Mohammed Al Run.

Hamas yang didukung oleh Iran, mengatakan kepada para mediator bahwa pihaknya akan membebaskan beberapa tawanan asing beberapa hari ke depan, ungkap Abu Ubaida, juru bicara kelompok bersenjata, Brigade Al-Qassam, dalam sebuah video di aplikasi Telegram pada Selasa (31/10).

Ubaida tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang berapa banyak jumlah tawanan yang akan dibebaskan.

Sementara itu, keluarga korban imbas serangan 7 Oktober lalu mengajukan banding ke Mahkamah Pidana Internasional pada Selasa (31/10/2023) untuk meminta penyelidikan atas pembunuhan dan insiden penculikan tersebut.

"Kemajuan" dalam negosiasi mengamankan warga asing

Amerika Serikat (AS) telah membuat "kemajuan nyata" dalam beberapa jam terakhir atas negosiasinya untuk mengamankan jalur aman bagi warga Amerika dan warga negara asing lainnya yang ingin meninggalkan Gaza, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken rencananya akan mengunjungi Israel pada Jumat (3/11/2023) untuk melakukan pertemuan dengan anggota delegasi Pemerintah AS di sana dan kemudian melakukan pemberhentian lain di wilayah konflik, kata departemen tersebut.

Sedangkan di Washington, sekelompok pengunjuk rasa mengangkat tangan bernoda merah untuk menginterupsi sidang dengar pendapat di Kongres tentang pemberian lebih banyak bantuan untuk Israel.

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan seperti, "Gencatan senjata sekarang juga!", "Lindungi anak-anak Gaza!", hingga "Hentikan pendanaan genosida." Polisi setempat akhirnya mengeluarkan mereka secara paksa dari ruangan sidang.

AS, Qatar, dan Mesir telah berusaha keras untuk membuka penyeberangan Rafah di Mesir, agar memungkinkan orang dan bantuan internasional masuk, sekaligus jalur penyelamatan bagi para warga asing untuk pergi meninggalkan Haza.

Pihak berwenang Mesir akan mengizinkan 81 warga yang terluka parah dalam beberapa minggu gempuran serangan udara di Jalur Gaza, untuk memasuki wilayah Mesir pada Rabu (1/11/2023) agar dapat mendapatkan perawatan yang layak, kata otoritas perbatasan Palestina.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan "jeda kemanusiaan” oleh banyak negara internasional, untuk memungkinkan pengiriman bantuan darurat kepada warga sipil yang menderita kekurangan makanan, obat-obatan, air minum, dan bahan bakar.

Netanyahu telah bertekad untuk terus maju dengan rencana utama memusnahkan kelompok Hamas, yang mengambil alih Jalur Gaza pada tahun 2007.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Perbatasan Rafah, Jalur Penyelamat Warga Gaza

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Israel Gempur Kamp Pengungsi Gaza, Tewaskan Komandan Hamas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com