Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2023, 10:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SOFIA, KOMPAS.com - Parlemen Bulgaria pada Rabu (27/9/2023) memutuskan untuk mengirim sistem pertahanan rudal S-300 era Soviet yang sudah tua ke Ukraina.

Bulgaria tidak mengungkapkan jumlah unit S-300 darat-ke-udara yang akan dikirim, tetapi menurut mereka persenjataan ini tidak dapat diperbaiki.

Rudal yang akan dikirim ke Ukraina diperkirakan berusia lebih dari 30 tahun, kata Laksamana Emil Evtimov selaku Kepala Pertahanan Bulgaria.

Baca juga: Serang Balik Rusia, Ukraina Evakuasi Semua Anak di Dekat Zaporizhzhia

Ia menambahkan, beberapa di antaranya bahkan berbahaya untuk disimpan karena belum lulus uji pemeliharaan.

“Ini rudal-rudal cacat yang… Bulgaria tidak dapat memperbaikinya, tetapi bisa digunakan untuk pertahanan udara Ukraina,” kata ketua komite pertahanan di parlemen, Hristo Gadjev, dikutip dari kantor berita AFP.

Amunisi untuk senjata kecil dari stok polisi juga akan dikirim, menurut keputusan melalui pemungutan suara dalam sesi tertutup pada Rabu (27/9/2023) setelah perdebatan sengit.

Bulgaria yang merupakan negara anggota Uni Eropa dan NATO memiliki sejumlah besar senjata era Soviet yang diinginkan Ukraina. Mereka juga memproduksi senjata dan amunisi sendiri.

Negara yang beribu kota di Sofia ini secara historis dan budaya sangat dekat dengan Rusia, sehingga pendapatnya terpecah dalam pengiriman bantuan ke Ukraina.

Baca juga:

Pada Juli 2023, Bulgaria mengumumkan akan mengirim sekitar 100 kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) ke Ukraina, kebalikan dari kebijakan sebelumnya yang menahan diri untuk tidak memasok senjata secara langsung ke sana.

Selain APC yang dijanjikan tetapi belum dikirim, Bulgaria cukup banyak mengirimkan rompi antipeluru dan helm ke Ukraina.

Pengiriman S-300 diajukan oleh tiga kelompok parlemen yang menduduki 168 dari 240 kursi.

Oposisi Sosialis memboikot pemungutan suara tersebut dan mengecamnya sebagai pengkhianatan nasional.

Pada Selasa (26/9/2023), Presiden Bulgaria Rumen Radev yang pro-Rusia mengkritik pemerintah dan parlemen yang dia anggap sebagai donor bagi tentara asing.

Baca juga: Diklaim Tewas oleh Ukraina, Komandan Rusia Muncul di Video Pertemuan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

Internasional
Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Global
Misteri Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Akhirnya Terpecahkan

Misteri Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Akhirnya Terpecahkan

Global
AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

Global
Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Global
Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Global
AS Akan Jual 14.000 Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

AS Akan Jual 14.000 Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

Global
Houthi Sebut Akan Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu

Houthi Sebut Akan Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu

Global
Saat Korban Tewas di Gaza Capai 17.700 Orang, Netantahu Sebut Ini Perang yang Adil

Saat Korban Tewas di Gaza Capai 17.700 Orang, Netantahu Sebut Ini Perang yang Adil

Global
[UNIK GLOBAL] Anak Ajaib Kini Menganggur | Kutukan Firaun Nyata?

[UNIK GLOBAL] Anak Ajaib Kini Menganggur | Kutukan Firaun Nyata?

Global
Austria Akhiri Penangguhan Bantuan untuk Palestina

Austria Akhiri Penangguhan Bantuan untuk Palestina

Global
Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Global
AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakati Inisiatif Baru, Hadapi Ancaman Siber Korea Utara

AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakati Inisiatif Baru, Hadapi Ancaman Siber Korea Utara

Global
Jelang Pemilu, Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Dekat Selat Taiwan

Jelang Pemilu, Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Dekat Selat Taiwan

Global
Dampak Penting Perjanjian Bebas Visa Singapura dan China

Dampak Penting Perjanjian Bebas Visa Singapura dan China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com