Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Makanan Menumpuk, Supermarket di Australia Diminta Perpanjang Masa Kedaluwarsa

Kompas.com - 26/09/2023, 23:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Sampah makanan di Australia menggunung, sementara supermarket Australia mendapat keuntungan dengan tidak mendukung usulan untuk mereformasi sistem label kedaluwarsa pada produk makanan.

Ini adalah temuan lembaga kebijakan publik The Australia Institute.

Lembaga tersebut mengatakan, masyarakat Australia membuang 7,6 juta ton makanan setiap tahunnya, sehingga rumah tangga sebenarnya rugi atau membuang uang hingga 19,3 miliar dollar AS (Rp 298,84 triliun) pada 2018-2019.

Baca juga: Burung Kakatua di Australia Bisa Buka Tong Sampah, Jadi Masalah Warga

Studi Kelayakan Strategi Sampah Makanan Nasional tahun 2021 yang dikerjakan oleh lembaga ini menemukan, rata-rata rumah tangga di Australia membuang makanan senilai 2.000 dollar Australia, atau hampir Rp 20 juta sampai 2.500 dollar Australia (Rp 24,8 juta) setiap tahunnya.

Dalam laporannya yang dirilis September 2023 disebutkan, karena supermarket mendapat keuntungan dari pengolahan limbah makanan, mereka akhirnya menolak kebijakan menghapus tanggal kedaluwarsa pada produk makanan yang sebenarnya tidak memerlukannya.

Jajak pendapat Australia Institute juga menemukan, banyak yang mendukung agar dibuat kebijakan untuk mengurangi limbah makanan, di antaranya dengan mereformasi sistem pelabelan, pelonggaran standar kosmetik, dan pengumpulan sisa makanan di tepi jalan.

"Sudah saatnya pemerintah Australia mereformasi pelabelan makanan dan melakukan rekomendasi lainnya dari Studi Kelayakan Strategi Limbah Makanan Nasional," kata Matt Grudnoff, seorang ekonom senior.

"Mereka mengusulkan penghapusan tanggal kedaluwarsa bagi produk yang tidak memerlukannya, menghapuskan tanggal penjualan, dan memperpanjang tanggal kedaluwarsa untuk produk-produk yang berumur panjang."

Baca juga: Sampah Plastik Buat Jutaan Orang di Negara Miskin Berisiko Kebanjiran

Apakah aman?

Matt mengatakan, memperpanjang masa kedaluwarsa bukan berarti membuat makanan menjadi tidak aman dikonsumsi, namun melonggarkan standar keamanan pangan Australia yang ketat.

"Di Inggris, supermarket sudah menghapus tanggal kedaluwarsa bagi ratusan produk termasuk buah dan sayuran dalam kaleng, seperti apel, kentang, dan brokoli," katanya.

"Hal ini membuat pelanggan lebih punya kontrol untuk membuat keputusan sendiri daripada membuang makanan yang sudah melewati best before meski kondisinya masih bagus."

Lembaga tersebut mengatakan, dua jaringan supermarket Australia terbesar, Coles dan Woolworths, menyumbang limbah makanan setidaknya 70 persen dari penjualan bahan makanan dalam kemasan dan 50 persen penjualan produk segar.

Dilaporkan sekitar sepuluh persen limbah makanan berhubungan dengan standar yang diberlakukan pengecer terhadap petani.

Lembaga tersebut mengatakan, para petani melaporkan makanan yang sebenarnya masih bisa dimakan ditolak oleh supermarket hanya karena penampilannya.

Namun, mereka tidak berkata apa-apa karena takut kehilangan bisnisnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com