Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pengungsi Ukraina Terkatung-katung di Belanda

Kompas.com - 21/09/2023, 15:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Jika Anda tidak tinggal secara sah di Belanda, Anda harus meninggalkan negara ini dan tidak lagi diizinkan bekerja di sini."

Sehubungan dengan keputusan tersebut, Pemerintah Belanda menawarkan dana 5.000 euro (Rp 81,84 juta) kepada mereka yang mau pergi atas kemauan sendiri.

Syaratnya, mereka perlu membuat surat pernyataan bahwa hidup mereka akan terancam jika mereka dipulangkan ke negara asal mereka.

Dalam keputusannya, Dinas Imigrasi dan Naturalisasi Belanda IND, bagian dari Kementerian Kehakiman dan Keamanan Belanda, mengatakan sistem warga negara ketiga yang datang ke Belanda berdasarkan arahan Uni Eropa telah "disalahgunakan.”

"Sangat penting bagi kami untuk memberikan perlindungan kepada orang-orang yang tidak aman di negaranya sendiri,” kata Menteri Migrasi Eric van der Burg.

"Pada saat yang sama, kami tidak ingin membebani pemerintah kota secara berlebihan.”

Baca juga: Pengungsi Ukraina Menang Lotre Rp 8 Miliar di Belgia

Menggugat ke pengadilan, menggelar protes dan petisi

Banyak warga negara ketiga yang mengajukan banding atas perintah tersebut mengajukan gugatan ke pengadila, dan menggelar protes. Menteri Erici van der Burg akhirnya setuju untuk menangguhkan berakhirnya tunjangan dan izin tinggal.

Lotte Van Diepen bersama Pengacara Imigrasi Everaert di Amsterdam mewakili beberapa warga negara ketiga, termasuk Mariam Adeshoga, yang menuntut hak untuk tetap tinggal di Belanda.

Lotte van Diepen yakin orang-orang yang awalnya tercakup dalam peraturan tersebut tetap memiliki hak hukum untuk tetap tinggal, jika mereka tidak melanggar hukum Belanda atau ketentuan lain dalam mekanisme perlindungan tersebut.

Salah satu argumen Van Diepen adalah karena Dewan Eropa, yang terdiri dari para kepala negara dan pemerintahan negara-negara UE, mengaktifkan Petunjuk Perlindungan Sementara, oleh karena itu, penghapusan hak-hak tersebut juga harus melalui keputusan Dewan Eropa.

"Bukan kewenangan menteri untuk memutuskan kapan berakhirnya. Ada ketentuan dalam arahan yang mengatur skenario mana perlindungan sementara bisa berakhir,” jelasnya.

"Klien saya bekerja atau belajar. Mereka mulai membangun kehidupan di sini dengan anggapan bahwa mereka diizinkan untuk tinggal di sini selama Petunjuk Perlindungan Sementara diterapkan."

Kini para pengacara dan simpatisan turut mengorganisir demonstrasi, mempromosikan petisi online dan meminta pemerintah mengevaluasi kembali keputusannya.

Mariam Adeshoga mengatakan bahwa dia hanya berusaha untuk tetap fokus pada mimpinya, bahwa suatu hari nanti dia dapat melakukan hal-hal yang baik, dan menginspirasi lebih banyak perempuan untuk menjadi pemrogram komputer di negara mana pun mereka berada.

Baca juga: In The Rearview, Dokumenter Pengungsi Perang Ukraina yang Diputar di Cannes

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Terkatung-katung, Nasib Pengungsi dari Ukraina di Belanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com