Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Myanmar Danai Perlawanan terhadap Kudeta Militer lewat Gim Online

Kompas.com - 03/09/2023, 18:19 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Ketika sejumlah serdadu Myanmar menangkap teman dan istrinya yang sedang hamil setelah kudeta pada Februari 2021, Ko Toot sangat marah.

Sejak saat itu dia memutuskan bergabung dalam upaya menggulingkan militer dari kekuasaan dengan menggunakan keterampilan Teknologi Informasi (TI) yang dia kuasai.

Gim seluler berbasis aplikasi yang ia kembangkan berdasarkan “peristiwa nyata” di negara tersebut dan telah terbukti sukses.

Baca juga: Myanmar Usir Diplomat Timor Leste Buntut Pertemuan dengan Pemerintah Bayangan

Berkat gim itu, dia dapat mengumpulkan dana untuk perlawanan anti-militer sekaligus membuat berang junta yang berkuasa.

“Mereka tidak pernah melakukan tindakan kriminal apa pun dalam hidup mereka,” kata Ko Toot tentang temannya dan istrinya yang ditahan karena mendukung gerakan pro-demokrasi.

Dia tidak tahu apa yang terjadi pada mereka.

Baru-baru ini BBC menemukan informasi bahwa istri teman Ko Toot dibebaskan dalam waktu satu hari, tetapi teman Ko Toot ditahan selama sekitar satu setengah tahun.

Setelah penangkapan mereka, Ko Toot mendengar militer telah menahan istri dan bayi perempuan seorang aktivis pro-demokrasi yang tidak dapat ditemukan.

“Bayangkan, Anda adalah seorang anak kecil dan Anda tumbuh di penjara yang kotor, penuh tekanan, dan sadis, dan Anda tidak tahu apa yang terjadi. Itu membuat darah saya mendidih.”

Oleh sebab itu, Ko Toot, yang bekerja sebagai ahli TI, memutuskan dia harus menjadi bagian dari gerakan untuk menggulingkan militer yang "kejam dan berbahaya".

Dia lantas mulai mengembangkan permainannya.

Ko Toot berbicara kepada BBC melalui pesan teks pada aplikasi terenkripsi, dan tidak mau mengungkapkan lokasinya. Kami menggunakan nama samaran demi keselamatannya.

Karakter-karakter dalam gim ini terinspirasi dari orang-orang nyata dari semua lapisan masyarakat, kata Ko Toot.BBC INDONESIA Karakter-karakter dalam gim ini terinspirasi dari orang-orang nyata dari semua lapisan masyarakat, kata Ko Toot.
Myanmar mengalami perang saudara setelah kudeta.

Lebih dari 4.000 orang tewas di tangan militer sejak saat itu, menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. PBB mengatakan, jumlah korban tewas "kemungkinan jauh lebih banyak".

Mengukur jumlah korban pihak militer sulit dilakukan karena militer mengakui terdapat korban, tetapi tidak memberikan angka pastinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com