"Jurinya cuma melihat, 'oke, tubuh kamu proporsional ... (bahwa) kita confident dengan tubuh kita, tubuh kita sehat, dan enggak ada luka-luka yang major (parah) mungkin."
Baca juga: Nasib Caroline Jurie Usai Kisruh Mrs Sri Lanka: Dihujat Netizen, Diadili, Dituntut Ganti Rugi
Pemeriksaan tubuh ini menurutnya juga dilakukan agar bila ditemukan luka, ada upaya perawatan atau penanganan yang bisa dilakukan atau "dipercantik."
Atau untuk melihat kalau kontestan memiliki tato.
"Karena Puteri Indonesia masih memegang budaya timur, jadi mungkin mereka kalau bisa perempuannya tidak memiliki tato yang besar di punggung, jadi mungkin perlu dilihat saja," katanya.
"Mereka perlu tahu, mereka ingin tahu kalau Puterinya itu ada tato, karena itu juga merefleksikan personality kita atau mereka."
Ia menyayangkan apa yang terjadi saat ini dan dampaknya bagi dunia kecantikan Indonesia.
"Karena Puteri Indonesia sudah membangun reputasi mereka selama 30 tahun dan hal-hal seperti ini menjatuhkannya," kata Laksmi.
"Puteri Indonesia hanya ingin memberdayakan perempuan."
Kalaupun ada bagian tubuh yang ada bekas luka dan butuh difoto, yang difoto hanya bagian spesifik tersebut dan tanpa wajah.
Salah satu keperluannya adalah untuk menentukan jenis busana yang akan dipakai oleh kontestan, apakah busana yang diperlukan harus menutupi bekas luka yang dimiliki, misalnya.
Yayasan Puteri Indonesia menegaskan, pihaknya tidak terlibat dalam penyelenggaran kontes Miss Universe Indonesia.
Tahun lalu, selebriti Thailand dan advokat hak transgender Jakapong "Anne" Jakrajutatip membeli Organisasi Miss Universe seharga 31 juta dollar AS (Rp 470,58 miliar).
Kontes ini diadakan di Jakarta untuk memilih perwakilan Indonesia yang akan bertanding di kompetisi tahunan Miss Universe yang akan diadakan di El Salvador akhir tahun ini.
Kontes yang diadakan oleh Organisasi Miss Universe, yang dimiliki bersama oleh Donald Trump antara tahun 1996 dan 2002, ini telah berlangsung sejak tahun 1952.
Baca juga: Ratu Kecantikan Belanda Mundur dari Miss World karena Menolak Divaksin Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.