Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: "Bumi Mendidih" Setelah Juli Cetak Rekor Bulan Terpanas

Kompas.com - 03/08/2023, 12:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KOMPAS.com - PBB memperingatkan "umat manusia berada dalam situasi berbahaya", setelah bulan Juli tercatat sebagai bulan terpanas dalam sejarah yang pernah tercatat di Bumi.

Data yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), badan iklim Eropa, dan Organisasi Meteorologi dan lembaga Copernicus menunjukkan suhu rata-rata di tiga pekan pertama bulan Juli 2023 jauh lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang tercatat di tahun 2019.

Data juga menunjukkan 21 hari dari 30 hari terpanas di Bumi terjadi selama bulan Juli 2023.

Baca juga: Juli 2023 Tercatat sebagai Bulan dengan Suhu Terpanas dalam Sejarah

Sekjen PBB António Guterres dalam pidato yang disiarkan hari Kamis (27/7/2023) malam mengatakan, terjadi "zaman es skala kecil", karenanya bulan Juli 2023 akan memecahkan rekor panas dalam sejarah.

"Perubahan iklim sudah terjadi. Ini sangat menakutkan dan ini baru permulaan," katanya.

"Era pemanasan global sudah berakhir. Era bumi mendidih sekarang sudah tiba."

"Dampaknya sangat jelas dan kebanyakan tragis, anak-anak hanyut karena banjir, keluarga yang harus mengungsi dari gelombang panas, para pekerja pingsan karena panas yang mendidih."

"Sebagian wilayah yang luas di Amerika Utara, Asia, Afrika, dan Eropa, sedang mengalami panas yang kejam."

"Bagi seluruh planet bumi ini adalah bencana."

Analisa terpisah mengenai suhu udara selama bulan Juli yang diterbitkan oleh Karsten Haustein, ilmuwan cuaca dari Leipzig University, Jumat (21/7/2023), memperkirakan suhu bulan Juli keseluruhan 0,2 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan bulan Juli 2019.

Dr Haustein mengatakan, tidak saja Juli menjadi bulan terpanas dalam sejarah, tapi juga kemungkinan terpanas "dalam ribuan, bahkan belasan ribu tahun terakhir".

"Kita mungkin harus mundur ke era Eemian sekitar 120.000 tahun lalu untuk menemukan kondisi yang sama," katanya.

 Petugas Palang Merah Italia membantu Antonio seorang gelandangan yang pingsan karena udara panas.(Reuters: Guglielmo Mangiapane)REUTERS/GUGLIELMO MANGIAPANE via ABC INDONESIA Petugas Palang Merah Italia membantu Antonio seorang gelandangan yang pingsan karena udara panas.(Reuters: Guglielmo Mangiapane)
Belahan bumi utara paling panas

Suhu udara di bulan Juli adalah suhu rata-rata di dunia, artinya ada bagian dunia yang sangat panas karena sebagian lagi sedang dalam musim dingin.

Gelombang panas dilaporkan terjadi di berbagai belahan dunia seperti di Eropa bagian selatan, Asia Tenggara, Afrika Utara dan Amerika Serikat.

Suhu yang tinggi melebihi rekor ini juga menyebabkan kebakaran di Yunani, Kanada dan Aljazair.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com