Mirza, seorang sopir taksi dari Kabul, juga membenarkan hal ini dalam sebuah wawancara dengan DW.
Baca juga: Anggota Taliban Lakukan Kunjungan Tak Resmi ke Indonesia pada Awal Juli 2023
Taliban telah mengatakan kepadanya beberapa kali bahwa perempuan tanpa cadar atau burka tidak diperbolehkan naik taksi, jika tidak, ia akan dihukum dan taksinya disita.
Tujuan utama dari tindakan ini adalah untuk menyingkirkan perempuan dari ruang publik, menurut Maryam Marof Arwin, pendiri sebuah organisasi kesejahteraan untuk perempuan dan anak-anak di Afghanistan.
"Dengan pembatasan baru-baru ini, Taliban telah menunjukkan bahwa mereka tetap berpegang teguh pada kebijakan yang mereka terapkan pada periode pertama mereka berkuasa, hanya saja sekarang mereka secara sistematis dan khusus menyingkirkan perempuan dari masyarakat," katanya.
Selama masa kekuasaan pertama Taliban antara tahun 1996 dan 2001, mereka dikenal karena perlakuan mereka yang merendahkan perempuan. Saat itu, perempuan dipaksa mengenakan burqa di depan umum, tidak diizinkan meninggalkan rumah tanpa pendamping laki-laki, dan dilarang menemui dokter laki-laki, sehingga banyak penyakit yang tidak diobati.
Para ahli memperingatkan bahwa Taliban sekarang mencoba memutar balik waktu tanpa memikirkan konsekuensinya.
Baca juga: Perintah Taliban, Hari Ini Batas Akhir Penutupan 12.000 Salon di Afghanistan
Pada bulan Februari lalu, Taliban telah mengumumkan bahwa mahasiswi kedokteran tidak akan diizinkan untuk mengikuti ujian akhir. Mereka telah melarang perempuan masuk ke universitas pada Desember 2022.
Dalam setiap percakapan, para perempuan di Afghanistan menekankan bahwa dunia tidak boleh berdiam diri. Mereka membutuhkan dukungan dan solidaritas masyarakat dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.