Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prigozhin Puji Kudeta Niger dan Tawarkan Jasa Wagner

Kompas.com - 30/07/2023, 09:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang masih aktif meski memimpin pemberontakan yang gagal melawan petinggi militer Rusia bulan lalu, memuji kudeta militer Niger sebagai kabar baik.

Tak lupa, dia juga menawarkan jasa para pejuangnya untuk memulihkan ketertiban.

Sebuah pesan suara di saluran aplikasi Telegram yang terkait dengan Wagner yang mereka katakan sebagai Prigozhin tidak menegklaim keterlibatannya dalam kudeta, tetapi menggambarkannya sebagai momen pembebasan yang telah lama tertunda dari penjajah Barat.

Pesan juga membuat apa yang tampak seperti ajakan kepada para pejuangnya untuk membantu menjaga ketertiban.

Baca juga: Pemimpin Tentara Bayaran Wagner Diduga Dukung Kudeta Niger

"Apa yang terjadi di Niger tidak lain adalah perjuangan rakyat Niger melawan penjajah. Dengan penjajah yang mencoba menggagalkan aturan hidup mereka dan kondisi mereka serta menjaga mereka tetap berada dalam kondisi seperti ratusan tahun yang lalu," demikian isi pesan tersebut, yang diunggah pada Kamis (27/7/2023), dilansir dari Reuters.

Pembicara memiliki intonasi dan pergantian frasa yang sama dalam bahasa Rusia dengan bos Wagner, meskipun Reuters tidak dapat mengonfirmasi dengan pasti bahwa itu adalah dia.

"Hari ini mereka secara efektif mendapatkan kemerdekaan mereka. Selebihnya, tentu saja, akan bergantung pada warga Niger dan seberapa efektif pemerintahannya, tetapi yang terpenting adalah: mereka telah menyingkirkan penjajah," demikian isi pesan tersebut.

Para pemimpin kudeta mengumumkan Jenderal Abdourahamane Tiani sebagai kepala negara yang baru pada hari Jumat (28/7/2023), beberapa hari setelah mengatakan bahwa mereka telah menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum dalam pengambilalihan kekuasaan oleh militer yang ketujuh di Afrika Barat dan Tengah dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun.

Negara yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia namun juga memiliki cadangan uranium terbesar di dunia ini, mendeklarasikan kemerdekaan penuh dari mantan penguasa kolonial Perancis pada tahun 1960.

Pesan suara tersebut merupakan tanda terbaru bahwa Prigozhin dan anak buahnya masih aktif di Afrika, di mana mereka masih memiliki kontrak keamanan di beberapa negara seperti Republik Afrika Tengah (CAR).

Prigozhin telah mengatakan kepada outlet berita Afrika dalam sebuah wawancara yang diterbitkan secara online beberapa hari sebelumnya bahwa Wagner siap untuk meningkatkan kehadirannya di Afrika dan bahwa sejumlah pejuangnya telah tiba di CAR menjelang referendum konstitusional.

Baca juga: Usai Lakukan Kudeta Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani Nyatakan Diri sebagai Pemimpin Baru

Peran Wagner di Afrika menjadi sumber kekhawatiran bagi pemerintah Barat, termasuk Perancis dan Amerika Serikat.

Washington menuduh kelompok tersebut melakukan kekejaman dan menjatuhkan sanksi terhadapnya.

Baca juga: Kudeta Niger: Kepala Militer Dukung Pemberontak Demi Hindari Pertumpahan Darah

 

Prigozhin mengatakan bahwa ia bekerja secara sah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com