Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor AS: Jakarta Tenggelam Jauh Lebih Cepat

Kompas.com - 02/06/2023, 14:45 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Tapi tanah yang kaya akan lempung dan material yang sangat lazim di bagian bawah Manhattan dapat menyebabkan penurunan muka tanah secara signifikan.

Jadi, memastikan agar bangunan terbesar diposisikan di atas batuan dasar yang paling kokoh bisa membantu mengurangi tren penurunannya.

Solusi lainnya, setidaknya untuk beberapa tempat, adalah memperlambat penarikan air tanah dan ekstrasi dari akuifer bawah tanah.

Parsons dan rekan-rekannya memperingatkan bahwa meningkatnya urbanisasi kemungkinan besar akan memperbanyak jumlah air tanah yang diekstrak, lalu lebih banyak konstruksi dibangun untuk mengatasi pertumbuhan populasi.

Menemukan cara yang berkelanjutan untuk memasok kebutuhan air kota dan mempertahankan level air tanah bisa membantu mengatasi isu ini.

Namun, pendekatan yang paling umum adalah melalui program pembangunan pertahanan banjir, seperti tanggul laut, yang berantakan dan jauh dari sempurna.

Tokyo beradaptasi terhadap penurunan muka tanah melalui dua cara.

Kota ini telah membangun struktur fisik seperti tanggul beton, tembok laut, stasiun pompa dan pintu air. Upaya itu dikombinasikan dengan langkah-langkah sosial seperti latihan evakuasi dan sistem peringatan dini.

Terkadang warga sendiri yang turun tangan. Sebuah studi tahun 2021 mendokumentasikan bagaimana warga Jakarta, Manila, dan Ho Chi Minh mengambil langkah sendiri.

Baca juga: Menteri Luar Negeri ASEAN Berkumpul di Jakarta Bahas Perdamaian Myanmar

Misalnya dengan meninggikan lantai rumah, memindahkan peralatan rumah tangga, atau di Manila, membangun jembatan darurat antara rumah-rumah di kawasan rawa.

Alat lainnya yang berguna seperti tangki atenuasi: tangki besar di bawah tanah untuk melepaskan air hujan dengan kecepatan yang terkendali dan lambat.

Martin Lambley, seorang ahli drainase di perusahaan manufaktur pipa Wavin, mengatakan bahwa tangki redaman harus dikombinasikan dengan elemen alami seperti kolam, sumur resapan, dan sengkedan.

"Tantangan yang kita hadapi saat ini berbeda jauh dengan bagaimana saluran pembuangan perkotaan dan sistem drainase pertama kali diterapkan,” kata dia.

Para ahli mungkin bisa menemukan solusi yang lebih inovatif ketika air naik.

Pada 2019, PBB menggelar diskusi tentang kota-kota terapung, yang strukturnya mungkin berbentuk seperti ponton.

Pada akhirnya, menghentikan perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dapat mencegah atau menunda setidaknya sebagian pencairan es di kutub, yang akan memperlambat kenaikan permukaan laut.

"Saya pikir pemerintah harus peduli," kata D'Hondt.

"Jika mereka tidak ingin kehilangan infrastruktur dan kapasitas ekonomi secara besar-besaran dalam beberapa dekade, mereka perlu memulai perencanaannya dari sekarang," tambahnya.

Artikel versi bahasa Inggris berjudul New York's skyscrapers are causing it to sink – what can be done about it? dapat Anda simak di BBC Future.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com