BROOME, KOMPAS.com - Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) telah mengonfirmasi bahwa sekelompok nelayan telah diselamatkan awal pekan ini dari Pulau Bedwell di Rowley Shoals, sekitar 313 kilometer barat Kota Broome di sebelah barat Australia, setelah kapal mereka karam akibat amukan Topan Ilsa.
AMSA mengalihkan pesawat penyelamat untuk menyelidiki dan menugaskan helikopter penyelamat untuk menerbangkan para nelayan ke Broome setelah pesawat pengawas Pasukan Perbatasan melihat orang-orang yang dalam kesulitan ini.
Mereka menemukan tenda darurat dan memanggil tim dari PHI Aviation yang pada Senin sore mengirimkan helikopter dari Broome.
Baca juga: Australia Selamatkan 11 Nelayan Indonesia yang Terdampar 6 Hari Tanpa Makanan
Fakta bahwa para nelayan bertahan begitu lama adalah "luar biasa", menurut pakar pencarian dan penyelamatan PHI Aviation, Gordon Watt.
"Ketakutan yang tak terkatakan dan tak terbayangkan, saya pikir itulah yang mereka alami," katanya kepada ABC.
Menurut juru bicara AMSA, para penyintas mengatakan ada dua kapal penangkap ikan dengan masing-masing 10 awak, tetapi satu kapal tenggelam karena kondisi ekstrem topan.
Satu perahu, Cahaya Alor--berpenumpang setidaknya sembilan nelayan Indonesia--tenggelam, dan para penumpangnya juga dikhawatirkan tenggelam, sementara perahu lainnya, Express 1, selamat dari badai sebelum kandas di Pulau Bedwell di mana sebelas nelayan lainnya ditemukan.
Rowley Shoals dilanda angin dengan kecepatan 235 kilometer per jam pada Kamis, 13 April, saat Topan Ilsa melintas.
"Warga negara Indonesia dibawa ke Broome tadi malam dan pagi ini ke Rumah Sakit Broome," kata mereka.
"Mereka telah dirawat dan dipulangkan."
Seorang juru bicara Pasukan Perbatasan Australia mengatakan orang-orang itu "semua dilaporkan dalam keadaan sehat meskipun mengalami cobaan berat", dengan pihak berwenang sekarang bekerja untuk "memulangkan mereka ke Indonesia secepat mungkin."
Baca juga: 2 Kapal Nelayan Asal Indonesia Masih Hilang di Perairan Australia
Kepala Desa Daiama, Heber Laores Ferroh, mengatakan kepada ABC, nelayan yang hilang termasuk keponakan dan pamannya, yang menjadi kapten kapalnya.
Dia mengatakan tidak ada yang mendengar kabar dari orang yang mereka cintai dan sangat terkejut dengan kemungkinan menghilang, setelah kehilangan anggota keluarganya sendiri dalam keadaan yang sama pada tahun 1991.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.