Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grup Wagner Diduga Terlibat dalam Konflik Sudan, Ini Kiprahnya

Kompas.com - 19/04/2023, 18:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Grup Wagner mulai mengerahkan tentara bayarannya di Sudan pada masa pemerintahan mantan Presiden Omar Al-Bashir pada 2017.

Kala itu, Al-Bashir yang khawatir karena pemerintahannya mulai goyah, terbang ke Moskwa untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Di hadapan Putin, Al-Bashir menawarkan Sudan sebagai "pintu gerbang ke Afrika" untuk Rusia jika Moskwa mau mendukungnya mempertahankan kekuasaan.

Tak lama kemudian, Meroe Gold, perusahaan tambang baru milik perusahaan Rusia M Invest, mulai membawa pakar-pakarnya ke Sudan, negara produsen emas terbesar ketiga di Afrika.

Baca juga: Profil RSF, Pasukan Paramiliter Kuat yang Berani Lawan Militer, Coba Rebut Kekuasaan di Sudan

Akan tetapi, toh Al-Bashir tetap lengser keprabon juga pada 2019 karena diguncang aksi protes skala besar.

Pada 2020, Kementerian Keuangan AS memberikan sanksi kepada M Invest dan Meroe Gold. Berdasarkan penyelidikan, kementerian mengungkapkan bahwa M Invest adalah kedok untuk Grup Wagner.

Ramadi mengungkapkan, kehadiran tentara bayaran Grup Wagner memiliki misi untuk menjaga sumber daya mineral, khususnya sumber daya penambangan emas.

“Dan bertindak sebagai kekuatan pendukung bagi pemerintah Al-Bashir dalam hal melindunginya dari oposisi internasional,” ucap Ramadi.

Baca juga: Pesawat Saudi Diserang di Bandara Khartoum Sudan

Ramadi berucap, setelah Al-Bashir lengser, Prigozhin mencoba menyelaraskan dirinya dengan panglima militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan.

Akan tetapi, hubungan Prigozhin dan Al-Burhan memburuk setelah tragedi pembantaian Khartoum 2019.

Kepentingan Rusia di Sudan tidak berhenti pada emas. Rusia akan menandatangani perjanjian dengan Sudan untuk membangun pangkalan militer di Port Sudan di Laut Merah. Sebagai gantinya, Rusia akan mengirimkan senjata dan peralatan militer ke Sudan.

Baca juga: Tentara Sudan Bentrok dengan Paramiliter di Khartoum, Kemenlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban

Hubungan Grup Wagner dengan RSF

Grup Wagner baru-baru ini menjalin hubungan dengan RSF dan komandannya, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo.

Ramadi mengatakan, hubungan antara kedua belah pihak utamanya ditujukan untuk menciptakan rute penyelundupan emas dari Sudan ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Dari situ, ucap Ramadi, emas diteruskan ke Rusia sehingga hasilnya dapat mendanai operasi Grup Wagner di Ukraina.

Pada awal 2022, sehari setelah Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina, Dagalo terbang ke Moskwa, membawa fase baru dalam hubungan RSF dengan Grup Wagner.

Baca juga: Mahasiswa Asal Lombok Tengah Terjebak Konflik Militer dan Paramiliter di Sudan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com