Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2023, 20:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com – Tokoh oposisi Rusia paling menonjol, Alexei Navalny, disebut diracun dan dibunuh secara perlahan di penjara.

Dugaan tersebut disampaikan juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, melalui Twitter, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (13/4/2023).

Dia menyampaikan, Navalny saat ini bergulat dengan penyakit misterius di penjara.

Baca juga: Oposisi Rusia Alexei Navalny Dipindah ke Sel Isolasi, Sebut Kremlin Tunjukkan Karakteristik Kebinatangan

Yarmysh mengatakan, Navalny yang mendekam di penjara mengalami penurunan berat badan hingga 8 kilogram (kg) hanya dalam dua pekan.

Tokoh yang gigih menentang Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut diklaim kemungkinan diberi semacam racun yang bekerja lambat.

“Kami tidak mengecualikan bahwa saat ini Alexei Navalny perlahan diracuni, dibunuh perlahan sehingga kurang menarik perhatian,” kata Yarmysh di Twitter.

“Dia ditahan di sel hukuman dengan rasa sakit akut tanpa bantuan medis,” katanya.

Baca juga: Sinopsis Film Dokumenter Navalny, Kisah Aktivis yang Diracun

Yarmysh mengatakan, layanan darurat dipanggil pada Jumat (7/4/2023) malam hingga Sabtu (8/4/2023) di tempat Navalny ditahan karena dia mengalami penyakit misterius.

Dia mendekam di penjara Melekhovo di sel keamanan maksimum IK-6.

Navalny mengguncang politik Rusia dengan menantang Putin dan menuding adanya korupsi di kepemimpinan Rusia beberapa tahun lalu.

Pada 2020, Navalny selamat dari peristiwa peracunan saat terbang dari Siberia. Dia berhasil selamat setelah dirawat di Jerman.

Baca juga: AS dan UE Kecam Hukuman Baru untuk Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny

Berdasarkan hasil tes laboratorium Barat, Navalny kemungkinan diracun dengan racun saraf Novichok.

Rusia menyangkal bahwa negara berusaha membunuh dan meracuni Navalny.

Pada 2021, Navalny kembali ke Rusia. Setibanya di Rusia, dia langsung ditangkap dipenjara dengan tuduhan penipuan.

Navalny menyebut penangkapan dan penahanannya bermotivasi politik.

Baca juga: Sah, Rusia Larang Kelompok-kelompok Alexei Navalny dan Dicap sebagai Ekstremis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Malaysia Undang Xi Jinping untuk Berkunjung, Ada Maksud Apa?

Malaysia Undang Xi Jinping untuk Berkunjung, Ada Maksud Apa?

Global
Petugas Kebersihan AS Memilah 20 Ton Sampah demi Menemukan Cincin Pernikahan yang Hilang

Petugas Kebersihan AS Memilah 20 Ton Sampah demi Menemukan Cincin Pernikahan yang Hilang

Global
Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Global
Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Global
Mobil Van Bermuatan 10.000 Donat Dicuri di Australia

Mobil Van Bermuatan 10.000 Donat Dicuri di Australia

Global
Meta Hapus Ribuan Akun Facebook Palsu China yang Sebar Kampanye Palsu, Pengaruhi Pemilu Dunia

Meta Hapus Ribuan Akun Facebook Palsu China yang Sebar Kampanye Palsu, Pengaruhi Pemilu Dunia

Global
Rangkuman Hari Ke-645 Serangan Rusia ke Ukraina: 5 Pejabat Tinggi Rusia Tewas dalam Serbuan | Rusia Gandakan Gempuran Udara dan Darat

Rangkuman Hari Ke-645 Serangan Rusia ke Ukraina: 5 Pejabat Tinggi Rusia Tewas dalam Serbuan | Rusia Gandakan Gempuran Udara dan Darat

Global
Paus Fransiskus Mengaku Menderita Bronkitis Akut dan Menular

Paus Fransiskus Mengaku Menderita Bronkitis Akut dan Menular

Global
Analis Pertahanan AS: Israel Cepat atau Lambat Akan Lanjutkan Perang

Analis Pertahanan AS: Israel Cepat atau Lambat Akan Lanjutkan Perang

Global
Investigasi Terbaru: Israel Sengaja Gempur Warga Sipil Gaza demi Menekan Hamas

Investigasi Terbaru: Israel Sengaja Gempur Warga Sipil Gaza demi Menekan Hamas

Global
[POPULER GLOBAL] Henry Kissinger Meninggal Dunia | Turkiye Restui Swedia Gabung NATO

[POPULER GLOBAL] Henry Kissinger Meninggal Dunia | Turkiye Restui Swedia Gabung NATO

Global
Sekjen PBB: Gaza Berada di Tengah Bencana Kemanusiaan yang Luar Biasa

Sekjen PBB: Gaza Berada di Tengah Bencana Kemanusiaan yang Luar Biasa

Global
Pembebasan Sandera Masih Berjalan, Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata

Pembebasan Sandera Masih Berjalan, Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata

Global
Jual Krim Kulit Beracun di E-commerce, Wanita Singapura Diamankan

Jual Krim Kulit Beracun di E-commerce, Wanita Singapura Diamankan

Global
Empat Anggota BTS Akan Memulai Wajib Militer Pertengahan Desember

Empat Anggota BTS Akan Memulai Wajib Militer Pertengahan Desember

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com