Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beijing Alami Penyusutan Populasi Perdana Sejak 2003, Sejalan Tren Merosotnya Penduduk China

Kompas.com - 22/03/2023, 11:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – Populasi asli di Ibu Kota China, Beijing, mengalami penyusutan pada 2022. Jumlah kematian lebih banyak daripada kelahiran sepanjang tahun lalu.

Dilansir dari Reuters, Rabu (22/3/2023) ini merupakan penurunan populasi asli pertama di Beijing sejak 2003.

Menurut data statistik yang dirilis Pemerintah Beijing, jumlah kematian di ibu kota tercatat 21,84 juta jiwa sepanjang 2022. Jika diperbandingkan, ada 5,72 kematian per 1.000 orang.

Baca juga: Populasi China Merosot, Ada Usulan Izinkan Wanita Lajang Lakukan Pembekuan Telur

Sementara itu, perbandingan jumlah kelahiran di Beijing pada 2022 adalah 5,67 kelahiran per 1.000 orang.

Penurunan populasi asli Beijing sejalan dengan tren nasional bahwa penduduk China pada 2022 mengalami penyusutan untuk pertama kalinya dalam 60 tahun terakhir.

Reuters melaporkan, penurunan populasi di China disebabkan oleh berbagai faktor seperti melonjaknya biaya hidup di kota-kota besar, pertumbuhan ekonomi yang lemah, dan pergeseran pemikiran mengenai keluarga.

Seorang peneliti senior di Centre of Policy Studies Victoria University Australia, Xiujian Peng, mengatakan bahwa penurunan populasi tersebut sesuai dengan prediksi.

Baca juga: 4 Wilayah China Alami Penurunan Populasi Asli, Kali Pertama dalam 60 Tahun

Dia menuturkan, tingkat kelahiran di Beijing dan kota serta provinsi lain dihitung berdasarkan penduduk asli atau tetap, tidak termasuk warga migran.

“Mengingat biaya hidup dan pendidikan yang tinggi serta tingkat pendidikan di Beijing, sangat normal jika tingkat kelahiran penduduk tetap rendah,” ucap Xiujian.

Dia menambahkan bahwa penurunan populasi asli di Beijing sejalan dengan angka rata-rata nasional.

Baca juga: Populasi China Turun, Beberapa Generasi Muda Tak Tertarik Punya Anak

Pada awal Desember 2022, pencabutan pembatasan Covid-19 secara nasional juga memicu gelombang infeksi dan menyebabkan kematian dalam jumlah yang besar.

Tingkat kelahiran China tahun lalu adalah 6,77 kelahiran per 1.000 orang, rekor terendah sejauh ini. Sedangkan tingkat kematian di “Negeri Panda” adalah 7,37 kematian per 1.000 orang, rekor tertinggi sejak 1974.

Para penasihat politik di China sudah memberikan sejumlah rekomendasi untuk menggenjot angka kelahiran.

Akan tetapi, para ahli lainnya berpendapat bahwa yang bisa dilakukan China adalah memperlambat penyusutan populasi.

Baca juga: Mengapa Populasi China Bisa Turun Drastis?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com