Penulis: William Yang/DW Indonesia
BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China menawarkan berbagai insentif bagi kaum muda untuk berkeluarga dan punya lebih banyak anak.
Tapi kebanyakan orang muda mengatakan, mereka tidak punya rencana untuk memiliki anak karena berbagai alasan.
Pekan lalu, China mencatat penurunan populasi untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, dengan proyeksi jangka panjang menunjukkan kecenderungan penurunan selama 30 tahun ke depan.
Baca juga: Populasi China Turun Hingga 850.000 Jiwa, Pertama Kali Setelah 60 Tahun
Sebagai tanggapan, pemerintah meluncurkan berbagai langkah dalam upaya untuk meningkatkan angka kelahiran, termasuk menawarkan subsidi keuangan dan tunjangan lain untuk keluarga.
Namun, beberapa orang muda mengatakan kepada DW, mereka memiliki pandangan pesimistik tentang masa depan, dan ini tercermin dari perubahan sikap mereka terhadap pernikahan dan keluarga.
"Kaum muda di China umumnya merasa masa depannya suram dan hidup akan penuh tekanan," kata Emma Li, perempuan berusia 25 tahun yang tinggal di Shanghai.
"Punya anak adalah sebuah pilihan yang akan menambah stres dalam hidup. Banyak dari kita yang memutuskan untuk menjadi 'generasi terakhir' dalam keluarga kita."
Dia mengatakan, berita statistik tentang penurunan populasi tidak mengubah pandangannya tentang berkeluarga.
"Saya telah berdiskusi tentang pernikahan dan memiliki anak dengan banyak teman saya, dan banyak dari mereka tidak punya keinginan untuk mengikuti cara tradisional,” katanya kepada DW.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.