"Penguncian berulang kali selama tiga tahun terakhir telah merugikan banyak orang, termasuk tabungan dan rasa aman mereka," kata Adam Wang, pria berusia 26 tahun yang tinggal di kota Tianjin.
"Pabrik dan perusahaan tidak dapat menawarkan tunjangan dasar bagi pekerjanya, sementara makin banyak orang bersaing untuk menjadi pegawai negeri, karena tingkat pengangguran kaum muda mencapai titik tertinggi baru selama pandemi," katanya kepada DW.
Setelah penguncian di kota-kota di seluruh China sejak 2020, jumlah warga antara usia 16 dan 24 yang menganggur naik menjadi 20 juta pada Desember 2022. Angka dari Biro Statistik Nasional menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kaum muda telah mencapai 19,9 persen pada Juli 2022.
Terakhir kali populasi China mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya adalah pada tahun 1961, ketika terjadi kelaparan hebat. Sekarang PBB memproyeksikan populasi China akan terus menurun sampai tahun 2050.
Pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan untuk memberikan insentif kepada kaum muda agar memiliki lebih banyak anak.
Di beberapa kota, pemerintah menjanjikan subsidi untuk keluarga dengan tiga anak, sementara kota lain memberikan subsidi untuk mendorong warga membeli rumah dan mendorong orang berkeluarga.
Baca juga: Mengapa Populasi China Bisa Turun Drastis?
"Kota-kota kaya seperti Shenzhen dan Jinan telah menawarkan insentif sampai 20.000 yuan (Rp 44,13 juta) selama tiga tahun untuk keluarga yang punya tiga anak, tapi saya pikir hanya orang yang memang ingin punya lebih banyak anak yang akan mencoba mendapatkan subsidi itu, kata Cynthia Liu di Beijing kepada DW.
"Bagi perempuan yang tidak ingin punya anak lagi, mereka bisa dengan mudah mendapat lebih banyak uang dibanding tawaran insentif itu, dalam waktu hanya enam bulan."
"Di bagian lain China, otoritas lokal tidak menawarkan subsidi apa pun. Tindakan mereka mendorong orang untuk punya lebih banyak anak sebagian besar slogan-slogan kosong yang ditulis di dinding saja," tambah Liu.
Emma Li dari Shanghai mengatakan, banyak teman perempuannya yang juga belum menikah, dan anggota keluarganya berpendapat, pemerintah tidak memberi dukungan yang cukup untuk meyakinkan perempuan memiliki anak.
"Saya pikir tingkat kesuburan di China akan terus menurun, tetapi dalam waktu dekat kualitas hidup anak muda akan meningkat, karena mereka memiliki lebih banyak sumber daya untuk dibelanjakan buat diri mereka sendiri," pungkasnya.
Baca juga: Penduduk China Menurun, Tentara Bisa Kena Dampaknya
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Bisakah Generasi Muda China Hentikan Tren Penurunan Populasi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.