NEW DELHI, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri India S Jaishankar menyebut, situasi di perbatasan dengan China, yakni di Ladakh, Himalaya barat rapuh dan berbahaya.
Dia mengatakan, pasukan militer telah dikerahkan sangat dekat satu sama lain di beberapa bagian di sana.
Pada pertengahan 2020 lalu, sedikitnya 24 tentara tewas ketika kedua belah pihak bentrok di wilayah tersebut. Tetapi, situasinya telah ditenangkan melalui putaran pembicaraan diplomatik dan militer.
Baca juga: Serangan Udara Junta Myanmar Jatuhkan 7 Bom Dekat Perbatasan India
Kekerasan sempat meletus lagi pada Desember 2022 lalu, namun tidak sampai mengakibatkan kematian. Kekerasan pada tahun lalu tersebut terjadi di sektor timur perbatasan antara kedua negara.
“Situasi menurut saya masih sangat rapuh karena ada tempat-tempat di mana penempatan (pasukan) kami sangat dekat dan dalam penilaian militer, itu cukup berbahaya,” kata Jaishankar pada konklaf India Today.
Dia mengatakan, hubungan India-China tidak dapat kembali normal sampai pertikaian perbatasan diselesaikan sejalan dengan kesepakatan prinsip September 2020 antara kedua negara.
"China harus memenuhi apa yang telah disepakati, dan mereka telah berjuang dengan itu," ungkap dia, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Jaishankar mengungkap, meskipun pasukan dari kedua belah pihak telah melepaskan diri dari banyak daerah, diskusi sedang berlangsung mengenai hal-hal yang belum terselesaikan atau disepakati.
Baca juga: Sengketa Perbatasan India-China: Bayang-bayang Perang 60 Tahun Lalu Muncul Lagi
"Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas kepada China bahwa kita tidak dapat melanggar perdamaian dan ketenangan. China tidak bisa melanggar kesepakatan dan ingin sisa hubungan berlanjut seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi. Ini tidak dapat dipertahankan," ucapnya.
Jaishankar mengaku telah membahas situasi tersebut dengan Menteri Luar Negeri China baru, Qin Gang, di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri negara-negara G20 yang diselenggarakan oleh India bulan ini.
Mengenai kepresidenan G20 India tahun ini, Jaishankar menampaikan harapan bahwa New Delhi dapat membuat forum tersebut lebih sesuai dengan mandat globalnya.
"G20 seharusnya tidak menjadi klub debat atau arena hanya untuk global utara. Keseluruhan keprihatinan global perlu diakomodasi. Kami telah menyatakan hal itu dengan sangat kuat," kata Jaishankar.
Dua pertemuan tingkat menteri G20 di India dalam tiga minggu terakhir telah dibayangi oleh invasi Rusia ke Ukraina setahun terakhir.
Baca juga: Cerita Para Polisi Myanmar yang Kabur ke Perbatasan India karena Tolak Kekerasan Junta Militer
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.