Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2023, 11:30 WIB

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Junta Myanmar melakukan serangan udara di pangkalan kelompok etnis bersenjata di dekat perbatasan dengan India.

Serangan tersebut diumumkan pihak pemberontak dan media pada Rabu (11/1/2023). Dikatakan bahwa satu bom mendarat di dekat perbatasan internasional.

Kudeta Myanmar hampir dua tahun lalu memicu pertempuran baru dengan kelompok pemberontak yang sudah lama terbentuk, serta puluhan kelompok "Angkatan Pertahanan Rakyat" yang bermunculan untuk menentang junta.

Baca juga: Aset Keluarga Kepala Junta Myanmar Ditemukan dalam Penggerebekan Narkoba Thailand

Pemboman oleh lima jet pada Selasa (10/1/2023) malam menewaskan lima prajurit di markas Front Nasional Chin (CNF), yang mengaku mewakili minoritas Chin di Myanmar barat, kata juru bicara Salai Htet Ni kepada AFP.

"Mereka menjatuhkan tujuh bom... Beberapa rumah kami hancur akibat serangan udara mereka... Satu bom mendarat di sisi India," katanya.

Media lokal juga melaporkan lima prajurit tewas dan satu bom mendarat di distrik Champhai, negara bagian Mizoram, India.

Namun, polisi India mengatakan bahwa bom tersebut sebenarnya mendarat langsung di dasar sungai kering yang menjadi batas internasional.

Baca juga:

"Penyelidikan awal kami mengungkapkan bahwa tidak ada kerusakan pada kehidupan atau properti (India) mana pun," kata Lalrinpuia Varte, pengawas polisi distrik Champhai, kepada AFP.

"Desa Farkawn, yang berjarak sekitar 8-9 kilometer dari perbatasan internasional, adalah yang paling dekat dengan tempat kejadian itu terjadi."

Jumlah prajurit CNF berkurang dalam beberapa tahun terakhir, dan mereka menandatangani gencatan senjata dengan militer pada 2015.

Akan tetapi, pada Mei 2022 mereka membuat kesepakatan dengan pemerintah bayangan yang didominasi anggota parlemen dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi untuk melawan kudeta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing membela perebutan kekuasaannya dengan mengeklaim ada kecurangan di pemilu November 2020 yang dimenangi oleh NLD-nya Suu Kyi.

Adapun pengamat internasional mengatakan, pemungutan suara tersebut sebagian besar bebas dan adil.

Baca juga: Myanmar, Demokrasi di Ujung Laras

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Perbatasan Rusia Diserang Lagi, Drone Tembaki Sejumlah Wilayah

Perbatasan Rusia Diserang Lagi, Drone Tembaki Sejumlah Wilayah

Global
Iran Tuduh Ukraina Manfaatkan Teheran untuk Dapat Dukungan Barat

Iran Tuduh Ukraina Manfaatkan Teheran untuk Dapat Dukungan Barat

Global
[UNIK GLOBAL] 'Resign' untuk Keliling Dunia | Foto Ledakan Pentagon Buatan AI

[UNIK GLOBAL] "Resign" untuk Keliling Dunia | Foto Ledakan Pentagon Buatan AI

Global
Menang Jackpot Besar, Pria AS Diperkarakan Dituduh Curi Lotre Orang Lain

Menang Jackpot Besar, Pria AS Diperkarakan Dituduh Curi Lotre Orang Lain

Global
Wanita Ini Jual Apartemen demi Berlayar Keliling Dunia, Ternyata Tak jadi Berangkat...

Wanita Ini Jual Apartemen demi Berlayar Keliling Dunia, Ternyata Tak jadi Berangkat...

Global
FBI Rilis File Rencana Pembunuhan Ratu Elizabeth II oleh Simpatisan Irlandia

FBI Rilis File Rencana Pembunuhan Ratu Elizabeth II oleh Simpatisan Irlandia

Global
Otoritas Inggris Larang Pria Ini Pelihara Hewan Seumur Hidup, Ini Alasannya

Otoritas Inggris Larang Pria Ini Pelihara Hewan Seumur Hidup, Ini Alasannya

Global
Terungkap Alasan Pria Buka Pintu Darurat Asiana Airlines saat Penerbangan

Terungkap Alasan Pria Buka Pintu Darurat Asiana Airlines saat Penerbangan

Global
Bocah 11 Tahun Telepon 911 Minta Bantuan, Malah Ditembak Polisi yang Datang

Bocah 11 Tahun Telepon 911 Minta Bantuan, Malah Ditembak Polisi yang Datang

Global
Protes Gaji Tak Dibayar, 3 Penjaga Keamanan Piala Dunia Masih Ditahan di Qatar

Protes Gaji Tak Dibayar, 3 Penjaga Keamanan Piala Dunia Masih Ditahan di Qatar

Global
Rishi Sunak Peringatkan Kemungkinan Resesi Inggris pada 2024

Rishi Sunak Peringatkan Kemungkinan Resesi Inggris pada 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-457 Serangan Rusia ke Ukraina: Hambatan Pembicaraan Damai | Janji Latihan Jet F-16

Rangkuman Hari Ke-457 Serangan Rusia ke Ukraina: Hambatan Pembicaraan Damai | Janji Latihan Jet F-16

Global
Rusia Bilang ke China, Ada Hambatan Serius dalam Pembicaraan Damai dengan Ukraina

Rusia Bilang ke China, Ada Hambatan Serius dalam Pembicaraan Damai dengan Ukraina

Global
Jerman Minta China Gunakan Pengaruhnya untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina

Jerman Minta China Gunakan Pengaruhnya untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina

Global
KJRI Hamburg bersama Wirausaha Muda Indonesia di Jerman Dorong Ekspor Produk Berkelanjutan di Jerman

KJRI Hamburg bersama Wirausaha Muda Indonesia di Jerman Dorong Ekspor Produk Berkelanjutan di Jerman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+