Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Dorong Kesiapan Perang Korea Utara, Ini Strateginya

Kompas.com - 08/02/2023, 09:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber DW

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mendorong kesiapan perang dengan menyerukan lebih banyak latihan militer pada sebuah pertemuan komisi militer pusat dari Partai Buruh yang berkuasa.

Demikian dilaporkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Selasa (7/2/2023).

Dalam pertemuan yang digelar pada Senin (6/2/2023) tersebut, Kim dan para pejabat militer membahas tentang "tugas militer dan politik utama” di tahun 2023.

Baca juga: Balon Korea Utara Sempat Terlihat Terbang di Atas Korea Selatan

Mereka juga dilaporkan membicarakan isu jangka panjang mengenai orientasi pendidikan tentara.

Pertemuan Kim dan para pejabat militer Korea Utara digelar tepat menjelang peringatan 75 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea yang jatuh pada hari ini, Rabu (8/2/2023).

Korea Utara diperkirakan akan menggelar parade militer besar-besaran untuk merayakan peringatan tersebut.

Kebuntuan di Semenanjung Korea

Pernyataan Kim dalam pertemuan itu turut menyinggung perkembangan terkini di Semenanjung Korea.

Negara kerajaan yang tertutup itu keberatan dengan perluasan latihan militer antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.

Pyongyang menyebut latihan militer tersebut menimbulkan ancaman untuk mengubah semenanjung menjadi zona persenjataan perang besar dan perang yang lebih kritis.

Pekan lalu, Korea Utara telah mengancam akan melawan gerakan militer AS dengan kekuatan nuklir yang paling luar biasa.

Ancaman itu diserukan menyusul berita bahwa AS berencana mengerahkan aset militer yang lebih canggih seperti pesawat pengebom dan kapal induk ke semenanjung.

Baca juga: Tentaranya Keliru Lepas Tembakan di Perbatasan, Korea Selatan Buru-buru Lapor Korea Utara

 

PBB tuding Korea Utara mencuri aset kripto

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sebuah laporan menyatakan, bahwa Korea Utara telah mencuri lebih banyak aset kripto di tahun 2022.

Laporan yang ditujukan ke komite Dewan Keamanan PBB itu menyatakan bahwa peretas yang terkait dengan Korea Utara telah mencuri aset kripto senilai 630 juta dollar AS hingga 1 miliar dollar AS.

PBB juga menuduh peretas yang terkait dengan Korea Utara menargetkan jaringan perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan asing.

Menurut laporan itu, sebagian besar serangan siber dilakukan oleh kelompok-kelompok seperti Kimsuky, Lazarus Group dan Andariel, yang dikendalikan oleh biro intelijen utama Korea Utara bernama The Reconnaissance General Bureau.

Kelompok terkait Korea Utara lainnya yang dikenal sebagai HOlyGhOst juga dilaporkan telah melakukan pemerasan atas perusahaan kecil dan menengah di beberapa negara melalui distribusi ransomware yang tersebar luas.

Baca juga: AS Tunjukan Bukti Foto Korea Utara Beri Senjata ke Rusia, Pyongyang Membantah

Korea Utara selama ini diduga menggunakan serangan siber semacam ini untuk mendanai program nuklir dan rudal mereka.

Korea Utara sebelumnya telah membantah terlibat peretasan dan serangan siber tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com