Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Menemukan di Dalam Negeri, Warga China Buru Vaksin mRNA Covid-19 ke Hong Kong

Kompas.com - 13/01/2023, 07:55 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

HONG KONG, KOMPAS.com - Tak menemukan di dalam negeri, puluhan pelancong dari China memburu vaksin mRNA Covid-19 ke Hong Kong.

Pada Kamis (12/1/2023), sebuah rumah sakit swasta di wilayah administrasi khusus China di Hong Kong menyambut gelombang pertama kedatangan pelanggan dari China daratan yang menginginkan vaksin mRNA.

Ini terjadi berselang lima hari setelah China membuka kembali perbatasannya untuk kali pertama dalam tiga tahun sehingga memungkinkan perjalanan bebas karantina.

Baca juga: Warga China Resahkan Potensi Infeksi Covid-19 ke Lansia

Salah satu warga China yang memburu vaksin mRNA di Hong Kong adalah Yoyo Liang.

Perempuan 36 tahun asal Beijing itu menjadi salah satu pelanggan pertama di Virtus Medical Center untuk bisa memperoleh vaksin BioNTech Covid-19 pertamanya.

Untuk mendapatkan vaksin tersebut, dia harus mmembayar 1.888 dollar Hong Kong (sekitar Rp3,6 juta). 

Liang sebenarnya telah menerima tiga dosis vaksin yang dikembangkan di dalam negeri dari Sinovac China selama dua tahun terakhir.

Namun, dia memutuskan menggunakan vaksin penguat bivalen Pfizer-BioNtech untuk lebih melindungi dirinya dari virus.

"Saya sangat tergoda untuk mendapatkan vaksin karena perbatasan dibuka kembali. Tidak ada vaksin bivalen yang tersedia di China daratan," jelas Liang setelah menerima suntikannya, dikutip dari Reuters.

Baca juga: 3 Hari China Tak Laporkan Kasus Covid-19, Dunia Khawatir

Virtus Medical Center disebut telah menerima lebih dari 300 pertanyaan tentang ketersediaan vaksin mRNA tersebut.

Kepala Petugas Medis Virtus Medical Center, Samuel Kwok, memperkirakan jumlah pelanggan dari China daratan yang akan datang ke Hong Kong akan terus bertambah dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Namun, karena banyak orang di China yang sudah terinfeksi Covid-19, dia menyebut, kemungkinan banyak pula dari mereka memutuskan menunggu pergi ke Hong Kong untuk mengambil suntikan penguat.

"Permintaan meningkat tetapi, kami memahami bahwa ada banyak orang yang terinfeksi baru-baru ini. Mereka pun tidak dapat segera mendapatkan dosis booster sehingga mereka harus menunggu setidaknya tiga bulan," jelas dia.

China seperti diketahui telah mendadak meninggalkan kebijakan nol-Covid bulan lalu dan infeksi dilaporkan melonjak di seluruh populasi dengan sedikit kekebalan.

Baca juga: China Tangguhkan Visa Warga Jepang dan Korsel, Balas Aturan Wajib Tes Covid

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com